BENGKULU, BE - Provinsi Bengkulu terus membuktikan posisinya sebagai salah satu produsen komoditas karet di Indonesia. Bahkan selama 2023, telah berhasil mengekspor sekitar 161,28 ton karet ke sejumlah negara, salah satunya ke Tiongkok. Ekspor tersebut memberikan dorongan positif bagi perekonomian daerah ini. Hal tersebut mencerminkan komitmen pemerintah daerah meningkatkan ekspor pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
"Ekspor karet yang mencapai 161,28 ton ini adalah hasil kerja keras petani dan stakeholders terkait di Provinsi Bengkulu. Hal ini mencerminkan komitmen kita untuk meningkatkan ekspor pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah." kata Kepala Kantor Stasiun Karantina Pertanian Bengkulu, drh Bukhari kepada BE, Minggu (5/11).
Selain menjadi kabar baik bagi Provinsi Bengkulu, ekspor karet ke Tiongkok juga mengukuhkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Karet Indonesia telah lama menjadi komoditas yang diminati di pasar Tiongkok. Komoditas ini cukup diminati pasar Tiongkok.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, ekspor komoditas karet dari Bengkulu ke Tiongkok terus dilakukan sepanjang 2023. Bahkan hingga September 2023 lalu ekspor karet tercatat sebesar US$ 850 ribu atau setara Rp 13,2 miliar.
"Tiongkok adalah salah satu pasar terbesar bagi produk karet asal Bengkulu. Ekspor yang kuat ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi devisa negara dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Bengkulu secara keseluruhan," ujar Win.
Menurut Win, adanya kegiatan ekspor karet mencerminkan upaya pemerintah dalam mendukung petani dan produsen komoditas pertanian. Dengan demikian, Provinsi Bengkulu berkontribusi secara nyata dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ekspor karet mencerminkan upaya pemerintah dalam mendukung petani dan produsen komoditas pertanian serta berkontribusi secara nyata dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.
Salah seorang petani karet di Provinsi Bengkulu, Angga Destiawan mengaku, merasa senang dan terinspirasi oleh pencapaian tersebut. Meski begitu, pihaknya masih belum sejahtera. Sebab harga komoditas karet ditingkat petani hanya dihargai Rp 6 ribu per kilogram,
"Kami berusaha keras untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas karet kami untuk ekspor, tapi harga karet di Bengkulu belum membaik dan masih rendah," tutupnya. (999)