Harianbengkuluekspress.id - Sebanyak 30 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terpilih Kabupaten Bengkulu Utara (BU) periode 2024-2029 dilantik hari ini, Senin, 9 September 2024.
Terpilihnya 30 anggota DPRD Bengkulu Utara tersebut tidak lepas dari pilihan yang ditentukan oleh masyarakat, tak terkecuali para petani.
Terkait hal tersebut para petani di Kabupaten Bengkulu Utara sangat berharap kepada para DPRD Bengkulu Utara terpilih ini dapat lebih memperhatikan kondisi petani karena masih banyak petani yang kondisi perekonomiannya masih perlu diperhatikan.
Salah seorang petani di BU, Sarlisman menaruh harapan besar kepada para wakil rakyat Bengkulu Utara untuk lebih memperhatikan petani. Apalagi kondisi para petani yang perekonimiannya masih sangat perlu diperhatikan.
BACA JUGA: Kasus Tol Tunggu Audit Kerugian Negara, Ini Keterangan Kasi Penyidikan Pidsus Kejati Bengkulu
BACA JUGA:Nursida Menangkan Rp 50 Juta Undian Simpeda Bank Bengkulu
"Kami selaku petani memang sangat menaruh harapan besar kepada para wakil rakyat periode 2024-2029 agar dapat lebih memperhatikan para petani," ungkapnya.
Selain itu, dewan baru ini juga diminta mengawal setiap kebijakan pemerintah daerah hingga pusat di sektor pertanian, yang memang harus langsung bersentuhan dengan kebutuhan petani.
Agar kebijakan-kebijakan pemerintah dapat terlaksana secara maksimal dan tepat sasaran. Mulai dari program peningkatan sarana dan prasarana, hingga program lain yang membantu menekan biaya produksi para petani.
"Selain dapat memperhatikan kondisi petani, kami minta para anggota dewan dapat mengawal seluruh kebijakan pemerintah mulai dari pusat hingga daerah agar kebutuhan petani dapat terlaksana dengan maksimal," terangnya.
Lebih lanjut, Sarlisman menuturkan bahwa Bengkulu Utara potensi pertanian yang sangat besar dan berkontribusi banyak buat kemajuan Provinai Bengkulu melalui hasil pertanian.
Karena kunci ketersediaan pangan memang adalah kesejahteraan petani. Jika petani tak sejahtera, mereka akan pindah ke profesi lain dan mengubah lahan pertaniannya menjadi lahan non-pertanian. Ketika itu terjadi, maka masa depan pangan akan terancam.
"Jika tidak, potensi yang dimiliki pertanian yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara terancam, apabila petani tak sejahtera mereka akan pindah ke profesi lain dan mengubah lahan pertaniannya menjadi lahan non-pertanian," tuturnya.
Meskipun jumlah petani padi Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia, namun produksi beras di tanah air terus-menerus tak pernah bisa memenuhi jumlah permintaan.
Jumlah produksi dan konsumsi beras berada di posisi perlombaan yang tak sehat. Dengan jumlah penduduk 280 juta, dan angka pertumbuhan penduduk sekitar 1,1-1,4 persen per tahun, produksi beras sulit untuk bisa mengimbangi kenaikan pertumbuhan tersebut.