25 Hektare Sawah di Benteng Jadi Lahan Sawit, Begini Dampaknya

ALIH FUNGSI : Area persawahan di salah satu desa wilayah Kecamatan Pondok Kelapa yang sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit.-Bakti/BE -

harianbengkuluekspress.id  - Sekitar 25 hektare (Ha) lahan persawahan di Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) telah beralih fungsi. 

Lahan persawahan yang selama ini menjadi andalan petani untuk ditanami padi, sekarang ini sudah berubah status menjadi lahan perkebunan. Hampir sebagian besar lahan sawah telah dimanfaatkan petani untuk ditanami bibit kelapa sawit.

 

"Kurun waktu beberapa tahun tahun terakhir, ada sekitar 25 hektare lahan sawah yang ditanami kelapa sawit," ungkap Kades Sri Kuncoro, Romadhan.

BACA JUGA:Abrasi di Benteng Meluas, Gedung Konservasi Penyu dan 15 Rumah Warga Ambruk

BACA JUGA:66 Peserta Ikuti Lomba Invensi dan Inovasi Daerah di BU, Ini Tujuannya

Romadhan menjelaskan, alih fungsi lahan tak sepenuhnya karena keinginan petani. Para petani dengan terpaksa menanam kelapa sawit karena kondisi lahan sawah di Desa Sri Kuncoro dan sekitarnya memang dalam kondisi sulit untuk digarap.

 

"Lahan sawah di Desa Sri Kuncoro dan desa sekitar inikan tadah hujan.  Artinya jika tak turun hujan, petani tak bisa menanam padi. Ditahun ini saja, 2 musim tanam telah terlewatkan (tanpa tanam padi,red) karena lahan sawah kekeringan akibat kemarau," terangnya.

 

Menurut Romadhan, kondisi seperti ini diharapkan bisa menjadi perhatian semua pihak. Terutama dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Benteng, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan pemerintah pusat. 

Salah satu kendala yang dihadapi para petani ialah belum tersedianya jaringan air irigasi yang mengaliri lahan persawahan. Padahal, lanjutnya, area persawahan di Desa Sri Kuncoro dan sekitarnya bisa dikomodir dengan menggunakan sumber air yang berasal dari aliran sungai PLTA Musi.

 Secara teknis, bisa saja dengan melaksanakan pembuatan bendungan ataupun pemasangan pipa atau jaringan irigasi yang terhubung ke lahan sawah petani.

Jika tak ada air, lanjutnya, maka akan sangat sulit bagi petani untuk mempertahankan lahan sawah. Hal ini bahkan sudah beberapa kali dilakukan pembahasan di tingkat Provinsi Bengkulu, namun belum juga ada tindak lanjutnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan