harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinke) Kabupaten Bengkulu Utara (BU) meminta kepada masyarakat untuk waspada terhadap serangan nyamuk pembawa virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, angka kasus DBD di tahun 2024 ini mengalami lonjakan tinggi atau meningkat 2 kali lipat dari kasus di tahun 2023 lalu. Berdasarakan catatan dari Dinkes Kabupaten BU, angka kasus DBD dari Januari hingga pertengahan bulan September 2024 sudah mencapai diangka 486 kasus. Sementara ditahun 2023 lalu total kasus DBD hanya berjumlah 256 kasus. Hal ini pun diakui langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PM) Dinkes BU, Ns Pratiwi saat disambangi BE di ruang kerjanya, Selasa 24 September 2024.
"Ya, berdasarkan data kita untuk kasus DBD ditahun ini sangat meningkat hingga 2 kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2023 lalu," ujarnya.
Ditambahkannya, untuk peningkatan kasus memang berada pada bulan Maret 2024 lalu dengan angka 116 kasus. Hal ini disebabkan berbagai faktor, bukan hanya faktor cuaca yang menyebabkannya cepatnya berkembang biaknya nyamuk nyamuk aedes aegepti. Namun juga masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3 M secara mandiri. Padahal, lanjut Pratiwi, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan DBD yaitu dengan sosialisasi ataupun edukasi kepada masyarakat mengenai penanggulangan DBD dengan gerakan satu rumah satu jumantik atau dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yang dilaksanakan setiap minggu dua kali.
"Memang kasus terbanyak ada dibulan Maret lalu hingga mencapai 116 kasus, hal ini disebabkan banyak faktor, namun yang jelas ini masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap PSN dan 3 M oleh masyarakat kita," terangnya.
BACA JUGA:Bawaslu Rejang Lebong Gelar Apel Siaga, Dalam Rangka Ini
BACA JUGA:Lokasi Dilarang Kampanye dan Pemasangan APK Ditetapkan, Ini Tujuannya
Kendati demikian, sambungnya, meski pun banyak kasus DBD, pihaknya mengklaim tidak ada laporan orang meninggal dunia akibat DBD. Meski tetap beberapa kasus orang suspek atau diduga DBD yang meninggal dunia dengan penyakit penyerta yang lebih mendominasi.
"Kalau sejauh ini tidak ada orang meninggal murni akibat DBD, tapi ada beberapa kasus suspek yang meninggal dunia lantaran ada penyakit penyerta," ungkapnya.
Terkait dengan meningkatnya kasus DBD ini, Pratiwi menyampaikan, bahwa pihaknya telah melakukan pencegahan seperti memberikan bubuk abate serta melakukan fogging dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap PSN. Namun yang paling terpenting yakni kesadaran masyarakat terhadap PSN dan 3M.
"Kami pun mengimbau kepada masyarakat agar dapat betul betul menjaga lingkungan sekitar terutama dalam melakukan PSN dan 3M. Serta menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup sehat," pungkasnya.(afrizal)