harianbengkuluekspress.id – Pejabat sementara (Pjs) Bupati Mukomuko M Rizon menyampaikan, santri bisa menjadi apa saja, seperti menjadi presiden, wakil presiden, pengusaha, birokrat dan bisa menjadi apapun di negara ini.
“Sebagaimana pidato Kementerian Agama RI bahwa santri, terutama di daerah bisa menjadi apa saja, dan hal itu sudah terbukti,” bebernya.
Rizon mendorong, semua pondok pesantren di daerah tersebut memodernisasi proses belajar mengajarnya. Sehingga peserta didik lebih kreatif, inovatif dan memudahkan mereka dalam menyerap ilmu pengetahuan serta teknologi.
”Penting juga bagaimana pesantren kita mengikuti modernisasi saat ini. Jangan sampai pesantren dianggap suatu sekolah yang hanya latar belakang agama saja dan tidak mengenal pendidikan secara umum,” ujarnya.
BACA JUGA:Surat Tanggap Darurat Longsor Diteken, Segini Waktu Pengerjaannya
BACA JUGA:DWP Kemenag Berbagi Sembako ke Warga Miskin, Dalam Rangka Ini
Ia berharap, ke depan semua pondok pesantren yang tersebar di daerah ini mengajar modernisasi belajar mengajar mulai dari sekarang sehingga tidak ketingalan zaman. Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko H Widodo menyampaikan, apel akbar dalam rangka Hari Santri Nasional ke-10 dihadiri langsung oleh Pjs Bupati Mukomuko, dan kegiatan ini dibantu oleh Pjs Bupati. Peringatan tahun ini meriah dan dilanjutkan ke depan sehingga lebih meriah Hari Santri Nasional di Kabupaten Mukomuko.
Peringatan Hari Santri Nasional tingkat kabupaten ini diikuti sebanyak 15 pondok pesantren yang mengantongi izin operasional. Dari belasan pondok pesantren yang mengantongi izin operasional, yang paling banyak santrinya adalah Pondok Pesantren Miftahul Ulum di wilayah Kecamatan Penarik sebanyak 700 orang. Apel Akbar Hari Santri Nasional ke-10 yang dipusatkan di Desa Tanjung Mulya Kecamatan XIV Koto. Hadir dalam kegiatan itu Kepala Kantor Kemenag Mukomuko beserta jajaran, Forkopimda Kabupaten para ustad pondok pesantren tersebar di daerah ini dan tamu undangan lainnya.(budi)