Harianbengkuluekspress.id - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bengkulu mengusulkan perbaikkan sejumlah kapal milik nelayan yang rusak akibat di hantam gelombang tinggi beberapa waktu lalu melalui bantuan APBD. Sejumlah kapal nelayan dilaporkan mengalami kerusakan akibat gelombang tinggi disejumlah kawasan pantai di Kota Bengkulu, seperti di Pantai Malabero, Pantai Pasar Bengkulu dan Pantai Kampung Bahari.
Kepala DKP Kota Bengkulu, Tarzan Naidi menerangkan, DKP telah memantau dan meminta nelayan terdampak segera membuat laporan resmi terkait kerusakan kapal mereka.
"Laporan tersebut akan diteruskan ketingkat provinsi sebagai bahan evaluasi dan nanti akan menjadi pertimbangan dalam anggaran 2025," ungkap Tarzan, Selasa, 22 Oktober 2024.
DKP Kota Bengkulu terus memberikan pendampingan kepada para nelayan yang kapalnya mengalami kerusakan. Pihaknya juga mengimbau para nelayan untuk sementara waktu tidak melaut dalam kondisi cuaca yang belum memadai saat ini, sementara masyarakat juga tidak berkunjung ke kawasan pantai karena gelombang tinggi mencapai tiga meter lebih.
"Kita meminta agar nelayan untuk tidak melaut dulu karena ombak masih terpantau tinggi dan bagi masyarakat untuk tidak mandi dikawasan Pantai Panjang dulu," tuturnya.
Bahkan, dia menyebutkan, berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Fatmawati Soekarno Bengkulu yang memprediksi musim hujan di Bengkulu ini diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025.
"Potensi hujan di Provinsi Bengkulu sekarang ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkn fenomena hidrometeorologi yang memengaruhi peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Bengkulu," katanya.
Salah Seorang Nelayan Pantai Pasar Bengkulu, Suhat menyebutkan, persitiwa tersebut terjadi pada siang hari beberapa waktu lalu. Ombak menerjang kapal-kapal nelayan yang tengah bersandar dengan ketinggian ombak hingga mencapai enam meter. Yang mana akibat kejadian tersebut, banyak kapal yang rusak serta berimbas pada aktivitas sehari-hari nelayan dalam mencari ikan.
"Kejadiannya itu siang hari dan ombak menerjang kapal-kapal ini sehingga kapal-kapal kami banyak yang mengalami kerusakan. Sekarang ini juga kami sedang memperbaiki kapal-kapal yang rusak dan sebagian ini nelayan tidak ada yang bisa melaut," demikian terangnya. (Bhudi Sulaksono)