Harianbengkuluekspress.id – Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertanian terus menggenjot proses rehabilitasi jaringan irigasi tersier di enam titik penting yang tersebar di beberapa kecamatan.
Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024 dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengairan sawah petani di wilayah Mukomuko, yang menjadi salah satu sentra pertanian di Provinsi Bengkulu.
Menurut Dodi Hardiansyah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, dari enam titik yang direncanakan, empat titik telah selesai 100 persen, sementara dua titik lainnya kini sudah mencapai realisasi 75 persen.
"Rehabilitasi Jaringan Irigasi (RJI) tersier di empat titik sudah selesai, tinggal dua titik lagi yang masih dalam tahap penyelesaian," ujar Dodi saat ditemui di Mukomuko, Jumat 8 November 2024.
BACA JUGA:Horee, BAKTI Kominfo, 34 Desa dan Sekolah Terpencil di Mukomuko Nikmati Internet Gratis
Proyek ini dibiayai dari dana APBN Tugas Perbantuan (TP) sebesar Rp450 juta, atau setara dengan Rp75 juta per titik. Dana ini dialokasikan secara khusus untuk memperbaiki jaringan irigasi tersier, yang sangat penting untuk menunjang produktivitas lahan sawah di Mukomuko.
“Dengan rehabilitasi ini, kami berharap pasokan air untuk persawahan lebih optimal dan stabil, sehingga bisa mendorong hasil panen yang lebih baik,” tambah Dodi.
Enam titik proyek rehabilitasi irigasi ini tersebar di beberapa kecamatan, yakni tiga titik di Kecamatan Lubuk Pinang, satu titik di Kecamatan XIV Koto, dan dua titik di Kecamatan Selagan Raya.
Proses rehabilitasi ini dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani setempat, guna meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dan memastikan pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan.
Empat kelompok tani telah menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik, yaitu Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Selagan Hulu di Desa Lubuk Bangko, Gapoktan Jerinjing Jaya di Desa Sungai Jerinjing, P3A Gedung Hilir di Desa Sumber Makmur, dan P3A Tulang Baka di Desa Dusun Baru Pelokan, Kecamatan Lubuk Pinang.
Namun, dua kelompok tani lainnya, yaitu Gapoktan Sumber Tani Desa Tanjung Alai dan Gapoktan Manjuto Bersatu Desa Arah Tiga, masih dalam proses penyelesaian pekerjaan.
"Pekerjaan di dua titik ini sedikit tertunda karena air irigasi masih dibutuhkan petani untuk kebutuhan pengairan sawah, sehingga proses rehabilitasi sempat terhambat," jelas Dodi.
Kondisi ini terjadi karena wilayah tersebut hanya memiliki satu sumber irigasi, yang menjadi andalan bagi lahan pertanian setempat.
BACA JUGA:Jelang Musim Tanam, Distan Mukomuko Tingkatkan Distribusi Pupuk Bersubsidi