Harianbengkuluekspress.id — Sungai Eufrat, salah satu sungai paling bersejarah yang mengalir melintasi Suriah dan Irak, kini berada dalam kondisi kritis akibat pengeringan yang semakin parah.
Sungai ini telah menjadi sumber kehidupan di kawasan Timur Tengah selama ribuan tahun, menopang peradaban besar seperti Mesopotamia dan Sumeria.
Bersama Sungai Tigris, Eufrat menjadi tulang punggung bagi pertanian subur, perdagangan, dan budaya di wilayah tersebut. Namun, perubahan iklim yang kian memburuk menjadikan kondisi Sungai Eufrat mengkhawatirkan.
Mengutip laporan dari How Stuff Works yang dirilis Sabtu 9 Oktober 2024, penurunan debit air Sungai Eufrat adalah bukti nyata dampak perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan hidup di wilayah ini.
BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Hujan Lebat Hari Ini, Minggu 10 November2024, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Sarankan Amalkan Ini Setelah Menerima Uang, Insya Allah Rezeki Berlipat Ganda
Suhu di wilayah Suriah Utara telah meningkat 1° dalam satu abad terakhir, sementara berkurangnya curah hujan memperburuk situasi.
Pengeringan sungai ini tidak hanya mengancam sektor pertanian tetapi juga mengurangi pasokan listrik dari pembangkit tenaga air, yang selama ini mengandalkan aliran air Sungai Eufrat.
“Pengeringan Sungai Eufrat adalah sinyal kuat bahwa perubahan iklim telah mencapai titik kritis, dengan dampak nyata bagi jutaan jiwa yang menggantungkan hidup pada sungai ini,” ujar seorang ahli lingkungan di Timur Tengah.
Penurunan debit air Sungai Eufrat juga berdampak pada Danau Assad, yang memasok air ke Bendungan Atatürk dan Stasiun Air Alouk.
Berkurangnya air di fasilitas ini berpotensi menghentikan pasokan listrik dan air bersih yang selama ini mengalir untuk ribuan warga.
Kondisi kritis ini memperburuk kehidupan bagi sekitar 7,2 juta pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggal akibat perang saudara dan bergantung pada sumber daya air dari Sungai Eufrat dan Tigris untuk kebutuhan dasar.
Sungai ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan tetapi juga bagian dari hak asasi manusia bagi penduduk yang hidup di sekitarnya.
Selain dampak lingkungan dan sosial, fenomena pengeringan Sungai Eufrat juga memiliki makna spiritual dalam kepercayaan Islam.
Berdasarkan hadis, pengeringan sungai ini merupakan salah satu tanda kiamat. Disebutkan bahwa setelah Eufrat mengering, akan muncul "gunung emas" yang menjadi perebutan banyak orang.