Harianbengkuluekspress.id - Petani sawit di Bengkulu mengeluhkan mahalnya harga pupuk kimia non subsidi beberapa bulan terakhir. Harga pupuk kimia non subsidi ukuran 50 kilogram jenis urea saat ini mencapai Rp 450 ribu, pupuk phonska Rp 500 ribu, pupuk NPK Rp 650 ribu, dan pupuk NPK mutiara Rp 800 ribu. Mahalnya harga ini membuat petani sawit di Bengkulu merasa terbebani, mengingat mereka harus melakukan pemupukan rutin setiap empat bulan untuk menjaga produktivitas sawit mereka.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi mengungkapkan, keprihatinannya terhadap masalah ini. Dia berharap, petani sawit beralih menggunakan pupuk organik.
"Kami merasa cukup sedih melihat naiknya biaya pembelian pupuk yang dialami oleh para petani sawit di Bengkulu. Kami berharap mereka dapat mempertimbangkan beralih ke pupuk organik," ujar Rizon, Kamis 28 November 2024.
Menurutnya, pupuk organik tidak hanya lebih mudah diperoleh, tetapi juga jauh lebih terjangkau dari segi harga. Bahkan karena harganya terjangkau membuat pupuk organik sangat efisien dalam biaya. Jika menggunakan pupuk kimia membutuhkan biaya hingga Rp 5 juta per hektar, petani dapat menghemat hingga 90% biaya dengan beralih ke pupuk organik.
BACA JUGA:Hati-hati Beli Skincare di E-Commerce, Ini Imbauan Kepala BPOM Bengkulu
BACA JUGA:Pelatihan PAUD Holistik Cegah Stunting, Ini Tujuan PAUDNI Bengkulu
"Dengan pupuk organik, biaya yang harus dikeluarkan oleh petani hanya sekitar Rp 500 ribu per hektar. Ini solusi yang menarik bagi petani sawit yang berjuang mengatasi kenaikan biaya pupuk yang signifikan," kata Rizon.
Selain manfaat ekonomisnya, penggunaan pupuk organik juga memiliki dampak positif pada lingkungan. Pupuk organik lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tanah dan air.
"Dengan beralih ke pupuk organik, petani sawit di Bengkulu juga dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem," tambahnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama dengan berbagai pihak terkait saat ini tengah menggalakkan program pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan pupuk organik kepada petani sawit. Tujuan utamanya adalah mengedukasi petani tentang manfaat pupuk organik serta cara penggunaannya yang benar. "Diharapkan dengan upaya ini, petani sawit di Bengkulu dapat beralih ke pupuk organik dan mengurangi beban finansial mereka dalam urusan pemupukan," pungkasnya. (Rewa Yoke)