Harianbengkuluekspress.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu memprediksi pada malam pergantian tahun dari 2024 ke 2025 diprediksi akan terjadi hujan.
Hal tersebut karena puncak musim hujan di Provinsi Bengkulu akan berlangsung hingga akhir Januari 2025 mendatang.
Prakirawan Cuaca BMKG Bengkulu, Fajar Handoyo menjelaskan, sejak bulan November lalu, curah hujan di Bengkulu menunjukkan intensitas yang cukup tinggi.
"Saat ini kita sudah memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Januari. Namun, hal tersebut tetap bergantung pada dinamika atmosfer yang terjadi setiap harinya. Jadi kita meminta agar saat perayaan pergantian tahun lebih baik lakukan di rumah saja," ungkapnya, Sabtu, 14 Desember 2024.
BACA JUGA:Konflik PT Agricinal dan Masyarakat Masih Berlanjut, Perusahaan Dinilai Tak Tepati Janji
Fajar juga mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh curah hujan tinggi. Seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. Terutama di wilayah-wilayah rawan bencana, langkah antisipasi perlu segera dilakukan.
BMKG mengimbau warga di daerah-daerah rawan longsor dan banjir untuk lebih berhati-hati, terutama saat curah hujan berlangsung dalam durasi yang lama.
Peningkatan intensitas hujan dapat memicu banjir di daerah dataran rendah serta memperbesar risiko longsor di daerah perbukitan.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk memantau informasi cuaca terkini dari BMKG. Guna untuk mendapatkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem.
"Kami terus memberikan pembaruan cuaca agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik karena untuk saat ini curah hujan yang disertai angin kencang masih akan melanda Provinsi Bengkulu," tambahnya.
Untuk meminimalkan dampak dari musim hujan, ia juga meminta agar warga bisa memastikan sistem drainase di sekitar tempat tinggal tetap berfungsi dengan baik. Mengamankan dokumen penting di tempat yang aman, serta menghindari bepergian ke daerah rawan bencana saat kondisi cuaca buruk.
"Hal ini merupakan langkah cepat jika sewaktu-waktu terjadi banjir terutama di lokasi yang memang menjadi langganan banjir," tutupnya. (529)