Kisah Petani Jeruk Organik Sukses di Kota Curup: Sempat Gagal, Kini Hasilkan 40 Ton Jeruk

Sabtu 04 Jan 2025 - 22:14 WIB
Reporter : Ary
Editor : Dendi S

Hanya saja, ia mengaku budidaya jeruk BW harus lebih telaten dan ulet dibandingkan dengan budidaya kopi. Namun hal tersebut berbanding lurus dengan hasilnya.

"Kalau budidaya jeruk, memang kita lebih repot dan lebih sibuk dari kopi, karena banyak yang harus kita perhatikan," ungkap Sakijan.

Karena selain pemupukan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan yaitu peruning atau pemangkasan dahan atau ranting-ranting yang tidak produktif.

Di sisi lain, sebelum sukses budidaya tanaman jeruk BW, Sakijan mengaku sempat jatuh bangun dalam budidaya jeruk tersebut. 

Sebelum sukses seperti saat ini, ia pernah gagal selama lima tahun berturut-turut. Namun karena ketekunannya mempelajari tentang tata cara budidaya jeruk BW dan tak pernah menyerah, akhirnya ia bisa sukses.

Sementara itu, untuk penjualan sendiri, ia mengaku tidak sulit, karena pembeli atau pengepul jeruk BW yang datang langsung ke kebunnya. 

Selain buah musiman, budidaya jeruk BW juga bisa panen setiap 20 hari sekali meskipun jumlahnya tidak sebanyak saat panen raya.

"Kalau untuk tambahan, kita bisa menjual buah selang setiap 10 hari sekali," paparnya.

Dalam budidaya jeruk BW tersebut, Sakijan juga menerapkan sistem tumpang sari yaitu di antara tananam-tanaman jeruk ia tanami dengan berbagai jenis tanaman lainnya seperti cabai merah maupun cabai rawit dan berbagai jenis tanaman lainnya.

"Saya juga terapkan sistem tumpang sari dengan cabai maupun daun bawang, sehingga ada hasil tambahan," demikian Sakijan.(*)

 

Kategori :