Harianbengkuluekspress.bacakoran.co - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi sudah merilis data luas hutan di Provinsi Bengkulu berkurang drastis.
Pada tahun 2022, luas hutan Bengkulu masih mencapai 653.422 hektare. Namun, pada tahun 2023, angka tersebut turun drastis menjadi 645.116 hektare, atau hanya menyisakan 32 persen dari total luas wilayah Bengkulu.
Penurunan luas hutan ini menunjukkan bahwa kerusakan hutan di Bengkulu semakin parah. Hal ini tentu menjadi keprihatinan semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Bengkulu, Prof H Rohidin Mersyah mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki tutupan kawasan hutan.
BACA JUGA:Sidang Dana BTT, Kejari Seluma Siapkan 16 Jaksa
BACA JUGA:Warga Dukung Dempo, Lanjutkan!, Ini Jawabannya
Mulai dari penanaman jutaan bibit bersama instansi terkait lainnya di Provinsi Bengkulu.
"Upaya ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi tutupan kawasan hutan," kata Rohidin, Kamis, 1 Februari 2024.
Rohidin menjelaskan, peran aktif seluruh elemen masyarakat untuk dapat menjaga kawasan hutan.
Termasuk juga memperbaiki tutupan hutan, dengan menggalakkan penanaman bibit atau penghijauan.
"Kita berharap peran aktif seluruh elemen masyarakat dapat menjaga kawasan hutan," tuturnya.
Rohidin mengakui tingkat kerusakan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu memang benar-benar terjadi. Bahkan dari total luasan hutan yang ada, 13 persen diantaranya dikategorikan rusak.
"Harus kita akui jika di Provinsi Bengkulu ini tingkat kerusakan kawasan hutan benar-benar terjadi," ujar Rohidin.
Melihat tingkat kerusakan yang terjadi, Rohidin terus mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap potensi bencana.
"Karena dengan kerusakan kawasan hutan tersebut memberikan dampak yang besar terjadinya ancaman potensi bencana mulai dari banjir dan longsor," ungkapnya.