Meningkatnya pendapatan petani aren di Desa Air Meles Atas tentu saja menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Emba dan Bapaknya, karena kerja keras yang mereka lakukan selama ini telah berbuah manis. Walaupun pada awal tahun berdiri, banyak tantangan yang dilalui mulai dari kegagalan hingga harus berkali-kali melakukan riset demi menciptakan gula semut berkualitas.
"Usaha Sari Aren ini pada awal berdiri masih dilakukan manual tanpa bantuan mesin, sehingga tidak selalu berjalan mulus, saya dan bapak harus melakukan riset berkali-kali sebelum akhirnya berhasil menciptakan gula semut berkualitas," tutur Emba sambil menangis haru.
Seiring berjalannya waktu, Emba merasa, usahanya tidak mungkin dilakukan terus secara manual. Karena selain tidak efektif dan efisien, hasilnya juga kurang maksimal. Emba bersama Bapaknya kemudian mengajukan proposal bantuan mesin ke Dinas Perindustrian Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2010. Kabar baiknya, proposal tersebut disetujui. Sehingga usaha Sari Aren berhasil mendapatkan bantuan satu paket mesin pengolahan gula semut mulai dari mesin perajang, mesin pengopen, mesin penggiling, dan mesin pengayak.
"Kami bersyukur karena bisa mendapatkan bantuan mesin dari pemerintah daerah. Bantuan mesin itu adalah langkah awal dari keberhasilan usaha ini," ujar Emba.
Setelah usaha ini dianggap cukup berhasil, pada tahun 2015, Emba memberanikan diri untuk mendaftarkan usaha Sari Aren pada program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI). Tepat pada tahun 2018, setelah melalui proses seleksi yang ketat dan panjang, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu akhirnya memberikan dukungan dan pembinaan terhadap sektor usaha gula aren ini.
"Alhamdulillah pada tahun 2018, kami mendapatkan dukungan dan pembinaan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu," ujar Emba.
Melalui dukungan dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, banyak kemajuan yang dirasakan oleh usaha Sari Aren ini. Bahkan dari sisi hilir, usaha ini tidak hanya menjangkau pembeli ditingkat lokal, namun telah berhasil menjangkau banyak pembeli ditingkat nasional seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
"Setelah mendapatkan dukungan dan pembinaan oleh BI, dari sisi hilir kami perlahan beranjak naik digitalisasi, mulai dari menerima pembayaran non tunai hingga memasarkan gula semut melalui e-commerce seperti Shopee, Tokopedia dan Tiktok. Alhamdulillah ada peningkatan penjualan yang cukup signifikan sebesar 25 sampai 35 persen," ujar Emba.
Dukungan dan pembinaan dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, tidak hanya mendorong usaha Sari Aren maju dari sisi hilir saja. Dari sisi hulu, BI dari tahun 2018 hingga 2020 telah memberikan bantuan bedah 26 unit rumah pondok aren untuk puluhan petani aren yang bermitra dengan usaha Sari Aren ini.
"Bedah rumah pondok aren itu dilakukan agar proses produksi bahan baku gula semut Sari Aren semakin baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar," tutur Emba.
Tidak berhenti sampai di sana, dibawah binaan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, PT Sari Aren Group juga berhasil mengubah limbah proses produksi gula semut Sari Aren menjadi pupuk organik cair yang diberi nama BION-MA 11. Meskipun belum dikomersilkan, pupuk tersebut terbukti cocok untuk segala jenis tanaman hortikultura mulai dari sawi, tomat, hingga jagung.
"Kami tidak hanya fokus pada sisi produksi saja, tapi limbah dari proses produksi itu kami kelola menjadi pupuk organik cair. Langkah ini bukan hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam dunia pertanian," kata Emba.
Majunya usaha Sari Aren baik dari sisi hulu hingga hilir tentu saja mampu meraih apresiasi dari banyak pihak. Bahkan pada tahun 2019 lalu, sektor usaha ini mampu meraih Juara 2 Lomba Posyantek Bukit Kaba dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sanjojo. Kemudian pada tahun 2021, produk gula semut Sari Aren juga berhasil meraih Penghargaan Juara 1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pangan Olahan Terbaik Tingkat Nasional dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Tidak hanya itu, sektor usaha ini juga berhasil meraih Penghargaan Siddhakarya pada tahun 2022 dengan kualifikasi Unggul dari Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Terbaru pada tahun 2023 lalu, usaha Sari Aren juga berhasil meraih gelar pemenang dalam lomba Bangga Buat Indonesia/Bangga Berwisata Di Indonesia (BBI/BBWI) dan berhasil memperluas pangsa pasarnya hingga ke Malaysia melalui sebuah pameran UMKM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.
"Ahamdulillah kami sudah meraih banyak penghargaan baik ditingkat lokal maupun nasional," kata Emba.
Tidak hanya penghargaan, berkat dukungan dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, produk gula semut Sari Aren mulai dilirik Pasar Luar Negeri. Bahkan buyer dari Malaysia tertarik untuk membeli produk gula semut Sari Aren ini dalam jumlah besar.
"Ada buyer dari sebuah hotel di Malaysia, mereka siap membeli gula semut dalam jumlah besar minimal 1 kontainer, tapi kami saat ini masih terkendala izin ekspor, meski begitu kami optimis dalam Lima tahun ini bisa ekspor," tutup Emba.