Harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu akan turun ke lapangan melakukan fogging di pemukiman masyarakat. Adapun beberapa kelurahan dituju yakni Kelurahan Bentiring, Nusa Indah, dan Padang Harapan. Fogging dilakukan saat ini penyakit Demam Berdarah (DBD) meningkat terjadi di Kota Bengkulu.
"Dalam waktu dekat kita jadwalkan fogging karena wilayah itu sudah ada beberapa warga yang positif DBD yang dibukti hasil uji lab," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota, Joni Tabrani, Senin 26 Februari 2024, kepada BE.
Ia menyebutkan, terhitung Februari 2024, sudah tercatat 11 pasien yang positif DBD dan sedang dirawat di rumah sakit. Untuk awalan tahun menurut dia angka ini cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan antisipasi cepat agar tidak terjadi penyebaran wilayah.
"Sebelumnya kita sudah turun memantau sekaligus memberikan bubuk abate untuk mencegah kembang biak jentik nyamuk," ungkapnya.
BACA JUGA:Perhiasan dan Barang Elektronik Raib, Rumah Warga Ini yang Disatroni Pencuri
BACA JUGA:Tewas Tabrak Trotoar dan Bengkel,
Disampaikan Joni, kasus DBD ini juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca pancaroba. Dimana hujan dan suhu panas sangat mendukung pertumbuhan jentik nyamuk.
Masyarakat sering tidak menyadari bahwa jentik nyamuk disekitar rumahnya bisa berkembang pesat. Sebab, pasca hujan terjadi banyak genangan air terutama diwadah-wadah yang bisa menampung air, umumnya barang bekas disekitar rumah warga.
Ia lebih menyarankan agar barang bekas yang tidak digunakan lagi untuk dibuang atau dikuburkan.
"Kita harap masyarakat waspada, karena sudah masuk musim hujan. Silahkan lakukan antisipasi menjaga kebersihan lingkungan, jangan sampai ada wadah yang menampung air. Kemudian, bak mandi harus dikuras minimal seminggu sekali," tukasnya.
BACA JUGA:13 Pejabat Pemprov Bengkulu Dimutasi, Ini Daftarnya
Lebih lanjut Joni membandingkan data pasien DBD ditahun 2023 lalu mencapai 48 kasus. Sedangkan, pada 2024 ini ada kemungkinan bisa meningkat, dan dibulan Februari sudah banyak laporan hanya saja belum selesai direkapitulasi.
" Ada pengaruh juga penambahan jumlah penduduk, sehingga potensi sebaran DBD bisa lebih cepat," tandasnya.
Meskipun demikian, setiap laporan tidak bisa serta merta langsung ditindaklanjuti dengan fogging. Karena, fogging adalah langkah terakhir jika sudah memenuhi syarat-syarat khusus. Pelaksanaan fogging ini sangat selektif dan harus sesuai prosedur.
Disampaikan Joni pemerintah mengeluarkan aturan tidak ada fogging sebelum kejadian. Sehingga, untuk pengendalian DBD ini harus mengedepankan sosialisasi dan edukasi menjaga kebersihan lingkungan, bergotong-royong baik di lingkungan RT, RW, maupun Kelurahan.