Harianbengkuluekspress.id- Umat muslim sebentar lagi menjalankan ibadah puasa.
Sebelum memasuki pelaksanaan puasa, salah satu kebiasaan yang dilakukan umat muslim adalah mandi wajib atau keramas puasa Ramadan.
Bertujuan untuk mensucikan diri dari hadas besar atau membersihkan jasmani dari kotoran dalam memulai puasa.
Bagi sebagian orang, mandi wajib atau keramas menjelang puas dianggap sebagai keharuan.
Dalam kiktab Hasyiyah al-Bajuri menjelaskan anjuran mandi ketika malam bulan puasa, adalah sunnah buikan mandi wajib.
Itu artinya, mandi wajib atau keramas jelang puasa bukanlah keharusan dan bukan salah satu syarat atau rukun puasa,melainkan hukumnya Sunnah yang dianjurkan, sehingga kalau tidak mandi wajib pun puasanya tetap sah.
BACA JUGA:Mulut Tetap Segar Bebas Bau Saat Puasa Ramadan, Ini Tipsnya
Dikutip dari Syafi'i Hadzami dalam buku Taudhihul Adilah, jika seorang muslim dalam keadaan hadats besar, ia dianjurkan untuk mandi sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana Syeikh Ibnu Ruslan mengatakan dalam Zubad-nya,
وَالْفِطْرُ بِالْمَاءِ لِفَقْدِ الثَّمَرِ : وَغَسْلُ مَنْ أَحْنَبَ قَبْلَ الْفَجْرِ
Artinya: "Sunnah berbuka dengan air jika ketiadaan kurma. Dan sunnah mandi orang yang junub sebelum fajar."
Selanjutnya, Niat mandi wajib atau niat keramas puasa Ramadan dilafalkan bersamaan dengan membasuh air pertama ke tubuh.
Dengan membaca niat sebagai berikut
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala."