Harianbengkuluekspress.id - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu meminta masyarakat selama Ramadan untuk waspada membeli obat secara online atau daring. Pasalnya tak semua obat yang beredar secara online aman untuk dikonsumsi.
Kepala BPOM Bengkulu, Yogi Abaso Mataram mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai obat ilegal yang dijual secara daring selama Ramadan. Hal itu dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
"Kita tidak ingin ada masyarakat yang jadi korban. Karena penjualan secara online itu identitas penjual obat tak diketahui dengan pasti. Dengan begitu, tak ada pula jaminan keamanan dan mutu obat," kata Yogi, Sabtu, 23 Maret 2024.
Ia menjelaskan untuk menjamin keamanan, terdapat beberapa saran yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu pertama belilah obat secara resmi baik di toko obat berizin maupun Apotek. Hal itu dilakukan agar terhindar dari peredaran obat ilegal.
BACA JUGA:Tunggakan BPJS Kesehatan Curup Tembus Rp 45 Miliar, Pihak BPJS Lakukan Ini
BACA JUGA:Bali, Kendaraan Ditahan 1 Bulan, Ini Warning Kasar Lantas Polres Lebong
"Jangan sampai beli obat tidak jelas tokonya, nanti beli secara online tidak taunya membahayakan kesehatan," jelasnya.
Ia menambahkan, masyarakat juga diminta jangan sembarang menggunakan obat.
Setiap membeli obat diperlukan resep dokter, khususnya obat keras. Tanpa resep dokter, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan tubuh.
"Kalau beli obat keras jangan di online, beli di Apotek, usahakan ada resep dari dokter," tuturnya.
Ia menjelaskan, obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat dicirikan dengan tanda lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam serta huruf K yang berada di tengahnya. Alih-alih menyembuhkan, obat keras yang diminum tanpa resep dokter dan tak sesuai dosis hanya akan menimbulkan efek samping.
"Mengkonsumsi obat keras tanpa resep dokter itu sangat berbahaya dan bisa menimbulkan efek samping berkepanjangan," ungkapnya.
Selain itu, Ia meminta kepada masyarakat agar tidak menyimpan stok obat sebanyak mungkin. Ini dilakukan agar stok obat di pasaran tetap banyak dan tidak terjadi kelangkaan.
"Beli obat secukupnya. Jangan berlebihan, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik," tutupnya.(999)