Produksi Kopi Capai 50,37 Ton, Segini Luas Lahannya

Minggu 24 Mar 2024 - 20:07 WIB
Reporter : Eko Putra Membara
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Produksi kopi Bengkulu cukup potensial. Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, mencatat hasil panen kopi yang menggembirakan pada 2023. Produksi kopi di Bengkulu mencapai 50,370 ton dengan luas lahan 90.964 hektar. Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu M Rizon mengatakan, capaian itu terus meningkat pada 2024.

"Kita optimis, tahun ini produksi kopi di Provinsi Bengkulu lebih baik dibandingkan 2023. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya petani kopi di Bengkulu," ujar Rizon.

Peningkatan produksi kopi di Bengkulu, pada 2023, dikaitkan dengan beberapa faktor. Salah satunya upaya peningkatan kualitas lahan perkebunan kopi oleh para petani.

"Para petani melakukan peningkatan terhadap kualitas lahan perkebunan kopi," jelas Rizon.

BACA JUGA:Manfaatkan Gadai Elektronik Pegadaian, Barang Elektronik yang Bisa Digadaikan

BACA JUGA:Rehab RTLH di Benteng Tunggu Perbup Ini

Bahkan menurut Rizon, rata-rata petani kopi di Bengkulu sangat paham  menjaga kualitas lahan. Tentu langkah itu mampu memberikan hasil yang maksimal.

"Menjaga kualitas lahan menjadi menjadi kunci penting, peningkatan produksi panen," tuturnya.

Tidak hanya itu, penggunaan pupuk organik menjadi salah satu faktor kunci dalam peningkatan produksi kopi di Bengkulu. Peralihan dari pupuk kimia ke pupuk organik ini terbukti meningkatkan hasil panen kopi.

"Peralihan pupuk kimia menjadi pupuk organik, membuat  produksi kopi menjadi lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.

BACA JUGA:1.702 Dosis Vaksin Meningitis CJH, Ini Kata Penanggung Jawab Program Haji Provinsi Bengkulu

Rizon menjelaskan pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan membuat tanaman kopi lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga menghasilkan kopi yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.

"Pupuk organik telah diakui sebagai solusi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi," tegas Rizon.

Penggunaan pupuk organik juga menjadi syarat bagi kopi Bengkulu untuk dapat masuk ke pasaran global. Rizon menegaskan, kopi yang menggunakan bahan kimia, baik pupuk maupun pestisida, tidak akan diterima di pasaran internasional.

"Penggunaan herbisida atau racun rumput dapat meninggalkan residu pada kopi. Ini dapat menyebabkan kopi asal Bengkulu ditolak di pasaran lokal maupun luar negeri," ujarnya.

Kategori :