BENGKULU, BE - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi secara resmi membuka Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) di Gedung Dekranasda Provinsi Bengkulu, Rabu (1/11).
Program PKW tersebut memberikan pelatihan berupa keterampilan tenun kepada 20 peserta yang sudah tidak bersekolah dan belum memilki pekerjaan.
Untuk melatih para peserta Program PKW tersebut, Dekranasda juga bekerja sama dengan UMKM Tenun Bumpak dan UMKM Tenun Suwarnabumei untuk dapat membimbing para peserta selama kegiatan PKW yang berlangsung selama 1 bulan ke depan.
Ketua Dekranasda Provinsi Bengkulu, Hj. Derta Rohidin dalam pembukaan program PKW ini mengatakan kegiatan keterampilan tenun sebagai bentuk mengurangi pengangguran.
"Program yang dibikin nasional ini salah satu tujuannya yaitu untuk mengurangi pengangguran, karena program ini pesertanya dari kalangan yang tidak bersekolah dan belum punya pekerjaan," sampainya.
Derta juga menuturkan, pelatihan ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan dalam menjaga dan melestarikan budaya. Lantaran pelatihan itu menyasar pada generasi muda.
“Ini juga sebagai pelestarian budaya, karena ini diturunkan kepada generasi muda dan diharapkan nantinya ke depan ini bisa melahirkan SDM andal yang bisa membuat kain tenun dengan motif-motif baru dan selain itu juga bisa memberikan kebermanfaatan finansial,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Panitia sekaligus Ketua Harian Dekranasda Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful.
Ia berharap dengan pendidikan kecakapan wirausaha para peserta bisa mendapatkan ilmu bagaimana cara membuat tenun yang mana dalam hal ini akan dilatih dan dibimbing dari UMKM Tenun Bumpak dari Seluma.
"Jadi, dengan program ini kita harapkan para peserta bisa membuat tenun yang nanti dapat diperjualbelikan dari produk yang dihasilkannya, karena kita ketahui untuk tenun sendiri di Bengkulu memang sudah sedikit sekali jumlahnya tenun, sehingga ini juga sebagai pelestari budaya," bebernya.
Sementara itu, pembimbing tenun dari Tenun Bumpak, Marleni, menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan sebuah kain tenun memakan waktu yang cukup lama tergantung dengan motif dan bahan yang digunakan.
"Kalau motifnya lebih banyak seperti songket itu lebih lama bisa sampai 1 bulan atau 2 bulan, tetapi kalau untuk misalnya kita buat kopiah buat cenderamata itu biasanya lebih cepat," ujarnya.
Terkait harga kain tenun yang dihasilkan, Marleni mengaku sangat bervariasi mulai dari harga Rp 100 ribuan sampai dengan jutaan rupiah.
"Ke depan kita harapkan peserta nanti bisa menyerap ilmu yang kita berikan dan bisa meneruskan membuat produk dan bisa mereka jual melalui online atau sebagainya. Dengan memiliki keahlian tenun dari Pendidikan Kecakapan Wirausaha ini tentunya bisa membantu finansial para peserta ini nantinya, sebab harga kain tenun sendiri cukup lumayan," pungkasnya. (Ian)