Orang Lembak Pimpin Bengkulu, Pantaskan?

Pemuda Lembak Bengkulu, Ronny Dewanyara-Eko/ Bengkulu Ekspress-

Oleh; Pemuda Lembak Bengkulu, Ronny Dewanyara

Harianbengkuluekspress.id- “Kalu ade wang kite ngape harus wang lain, kalu bukan kini kebile lagi” Begitulah contoh bahasa Suku Lembak Bengkulu yang merupakan salah satu suku tertua.

Populasinya tersebar di berbagai wilayah, baik kabupaten maupun kota yang ada di Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia, sangat banyak lahir tokoh-tokoh perjuangan dari suku ini. Turun langsung dalam usaha mengusir para penjajah dari tanah Bengkulu.

Tokoh pejuang Suku Lembak yang paling fenomenal dikenal adalah sosok Raden Burniat yang ikut serta dalam penyerangan ke Benteng Marlborough. Namanya bahkan diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Dilalap Si Jago Merah, Rumah Pensiunan Disnakertrans Provinsi Bengkulu Hangus Terbakar, Diduga Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Juni 2024, 5 Provinsi Gelar Program Pemutihan Pajak Kendaraan, Ini Daftarnya

Namun nampaknya, sejarah besar Suku Lembak dan tokoh-tokoh hebat yang telah muncul selama ini. Belum mampu mengantarkan 1 orang pun sosok pribumi asli yang bisa menduduki posisi pemimpin tertinggi di Kota Bengkulu.

Baik menjadi Walikota ataupun sekedar menjadi Wakil Walikota Bengkulu. Belum ada sejarahnya Orang Lembak menduduki jabatan itu.

Apakah ini menandakan bahwa Suku Lembak Bengkulu tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin tertinggi di kota Bengkulu? Tempat kelahirannya sendiri.

Atau apakah selama ini Suku Lembak Bengkulu hanya dianggap sebagai masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin. Sehingga hanya pantas dipimpin orang lain. Bahkan bukan pribumi asli Bengkulu?

Kenyataan ini dipandang oleh beberapa pihak sebagai kondisi yang menyedihkan. Memberikan kesan kepada publik bahwa tidak ada persatuan dan kesatuan yang tercipta di tengah-tengah Suku Lembak  Bengkulu.

Padahal itu salah, persatuan itu masih ada. Hanya saja, persatuan mereka hanya sebatas komunitas-komunitas kecil saja.

Mereka belum sepenuhnya sadar, bahwa keberadaan sosok pemimpin daerah yang lahir dari keturunan etnis sendiri adalah langkah konkrit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan