Produksi Sampah di Mukomuko Turun, Ini Faktor Penyebabnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Budi Yanto, S.Hut., M.Si.-Endi/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Mukomuko terus berupaya mengoptimalkan pengelolaan sampah rumah tangga dan pasar.

Meskipun masih menghadapi kendala terkait armada angkut dan sarana prasarana penunjang yang perlu tambahan. Namun pihak Dinas LH Mukomuko bersyukur karena produksi sampah rumah tangga di Mukomuko telah berkurang cukup signifikan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Budi Yanto, S.Hut., M.Si., mengungkapkan bahwa empat tahun lalu, produksi sampah di 10 kecamatan mencapai sekitar 15 ton per hari. 

"Kami baru bisa melayani pengolahan sampah di 10 kecamatan, mulai dari Pondok Suguh hingga Lubuk Pinang. Empat tahun lalu, data kami menunjukkan rata-rata produksi sampah rumah tangga dan pasar mencapai 15 ton per hari," ujar Budi Yanto.

BACA JUGA:36 Calon Anggota Kompolnas Lolos Tes Kesehatan, Berikut Daftar Nama-namanya

BACA JUGA:Khodam Gurita Pantai Selatan, Begini Kekuatannya

Namun, berdasarkan data tahun 2024, produksi sampah di 10 kecamatan tersebut kini rata-rata hanya 10 ton per hari. 

"Tentu kita bersyukur, produksi sampah di kabupaten kita cenderung menurun," tambahnya.

Budi Yanto, menjelaskan beberapa faktor yang mendorong penurunan sampah yang dikelola oleh Dinas LH Kabupaten Mukomuko. Masyarakat kini banyak yang memilah sampah organik untuk dimanfaatkan menjadi pupuk. 

"Beberapa tahun terakhir, banyak pihak, termasuk Dinas LH, gencar mengkampanyekan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk. Kami mengira efek kampanye ini mulai dirasakan sekarang, pengurangan sampah ini memang dari sampah organik," jelas Budi.

Selain itu, menurut Budi, nilai ekonomi sampah plastik, khususnya sampah botol plastik, turut berkontribusi pada turunnya volume sampah yang dikelola oleh petugas kebersihan LH. 

"Seperti kita tahu, sampah botol plastik, kardus, dan lainnya memiliki nilai ekonomi yang semakin tinggi. Jadi, sampah jenis ini tidak terbuang percuma lagi, sudah banyak yang mengumpulkan dan menjualnya," tambah Budi.

Namun, tantangan masih ada, terutama terkait sampah plastik seperti kantong plastik asoy. 

"Mayoritas sampah yang diangkut oleh petugas LH adalah sampah anorganik jenis plastik asoy. Kalau penggunaan plastik dapat ditekan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri terus meluas, saya yakin produksi sampah rumah tangga di Mukomuko akan terus berkurang," kata Budi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan