Warga Diminta Pahami Jalur Evakuasi Bencana
MEDI/BE Peta jalur evakuasi bencana yang dipasang tim BPBD di setiap kelurahan sesuai dengan potensi bencana wilayah.--
Harianbengkuluekspress.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu meminta warga tidak panik dengan ancaman potensi gempa kekuatan tinggi atau megathrust.
Melainkan diminta untuk belajar dan memahami tata cara penanggulangan bencana serta memahami jalur-jalur evakuasi yang telah disiapkan BPBD.
"Meski prediksi megatrush itu belum terjadi, namun kami imbau masyarakat agar kiranya mempelajari jalur-jalur evakuasi yang telah kita tentukan," ujar Kepala BPBD kota, Will Hopi, Jumat 23 Agustus 2024.
Diketahui, dampak terhadap bencana ini diyakini cukup besar dan berpotensi tsunami di kawasan pesisir. Disampaikan Will Hopi dikawasan pesisir Kota Bengkulu sudah ada zona-zona aman yang disiapkan BPBD.
BACA JUGA:Uji Terampil Glagaspur Pangkalan, Prajurit Harus Siap Hadapi segala Bentuk Ancaman
BACA JUGA:Parlemen Jalanan, Desak Reformasi, Mahasiswa Kembali Gelar Demo
"Tujuannya sebagai titik berkumpul sementara bagi masyarakat yang wilayahnya terkena dampak bencana," jelasnya.
Memudahkan masyarakat menemukan titik berkumpul itu sudah terpasang 300 rambu-rambu yang memprioritaskan kelurahan dengan potensi bencana paling tinggi. Pemasangan sebelumnya lebih banyak di kawasan pantai panjang, seperti di Kelurahan Lempuing, Malabero, Berkas, Penurunan, Beringin Raya dan Pasar Bengkulu.
"Penentuan titiknya kita juga bekerjasama dengan BMKG, setiap kawasan dibuat 3-4 titik kumpul. Jadi sudah tahu ke mana arah menyelamatkan diri maupun keluarga saat terjadi bencana," sampainya.
BPBD juga telah membentuk relawan siaga bencana yang tersebar di kelurahan. Nantinya bertugas membantu tim BPBD dalam memberikan reaksi cepat kepada masyarakat yang terdampak bencana.
BACA JUGA:Kondisi Aman Terkendali, Polda Terima Segini Laporan Masyarakat
"Relawan ini nanti juga diharapkan jadi perpanjangan tangan kita dalam mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana ke masyarakat minimal di wilayah tempat tinggalnya," sampai Will Hopi.
Pihaknya bekerjasama dengan kelurahan dan kecamatan termasuk para Ketua RT untuk mensosialisasikan ke masyarakat. Terutama tidak panik dalam menghadapi bencana apapun yang akan terjadi kedepan. Dengan adanya persiapan dan pemahaman maka diyakini bisa meminimalisir dampak bencana. (Medi)