Tingkatkan Produksi Pangan, Pemkab Mukomuko Targetkan Tanam Padi Seluas 850 Hektar

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas pertanian Mukomuko, Novi Hidayanti-Endi/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko sedang memacu langkah untuk mencapai target penanaman padi seluas 850 hektar pada bulan September 2024.

Target ambisius ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan menggenjot kesejahteraan para petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Mukomuko. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani, Ilyas, S.Pt, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Novi Hidayanti, menjelaskan bahwa target tersebut tersebar di sejumlah wilayah strategis.

"Lahan seluas 850 hektar yang kami targetkan untuk penanaman padi tersebar di beberapa kecamatan, termasuk XIV Koto, Selagan Raya, sebagian di Air Manjunto, dan Kecamatan V Koto. Namun, pencapaian target ini bergantung pada kondisi curah hujan yang cukup agar sawah petani terhindar dari kekeringan," ujar Novi Hidayanti.

BACA JUGA:Buaya Raksasa Bersarang di Kebun Sawit, Warga Mukomuko Resah, Polisi dan BKSDA Berhasil Evakuasi

BACA JUGA:Hutang Rp 7 M, Pelayanan Dikeluhkan, Dir RSUD Mukomuko Optimis Mampu Mengatasinya

Novi mengatakan, keberhasilan penanaman padi di bulan September sangat bergantung pada faktor alam, terutama curah hujan.

Daerah Mukomuko, yang sangat bergantung pada sawah tadah hujan, memerlukan intensitas hujan yang cukup tinggi untuk menjamin kelancaran irigasi alami.

Jika curah hujan mencukupi, lahan pertanian di daerah tersebut akan siap tanam dan menghasilkan panen yang melimpah.

"Curah hujan sangat penting. Jika hujan turun cukup, kami optimis 850 hektar lahan padi bisa tercapai dan menambah stok pangan lokal," tambahnya.

Namun, tantangan lain muncul di Desa Sumber Makmur SP 8, Kecamatan Lubuk Pinang, di mana potensi lahan persawahan sebenarnya cukup besar, tetapi petani belum bisa memulai penanaman karena masalah pada irigasi.

Irigasi sayap kanan Bendungan Manjunto, yang menjadi sumber utama pasokan air, baru dibuka pada 17 September, sehingga aliran air belum sepenuhnya normal.

"Petani di SP 8 belum bisa langsung menanam padi karena aliran air dari irigasi sayap kanan Bendungan Manjunto baru saja dibuka. Kami memperkirakan sawah di sana baru bisa ditanami pada bulan Oktober, setelah aliran air stabil," terang Novi.

Untuk mendorong realisasi target penanaman, pemerintah daerah telah memberikan bantuan benih padi kepada sejumlah petani. Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban petani dan mempercepat proses tanam. 

Tag
Share