Tersangka KUR Berpotensi Bertambah, Ini Penjelasan Jaksa

LEBONG, BE - Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Lebong terus melakukan pendalaman untuk mendapatkan barang bukti baru dalam dugaan kasus korupsi kredit usaha rakyat (KUR) di salah satu bank di Lebong.  

Kepala Kejari (Kajari) Kabupaten Lebong, Evi Hasibuan SH MH melalui Kasi Pidsus, Robby Rahditio Dharma SH MH mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus melakukan pemanggilan saksi-saksi untuk mengungkap siapa saja yang diduga melakukan korupsi dana KUR di salahs atu bank BUMN di Kabupaten Lebong tahun 2021-2022 yang lalu.

“Sudah puluhan saksi kita mintai keterangan,” kata Robby, Selasa (21/11).

Lanjut Robby, selain memanggil saksi-saksi, pihaknya saat ini juga masih menunggu hasil penghitungan Kerugian Negara (KN) oleh tim auditor. 

Dalam melakukan penghitungan, pihaknya meminta ahli hukum dari Universitas Bengkulu (Unib).

“Ahli dari Unib yang kita minta untuk melakukan penghitungan KN,” jelasnya.

Masih menurut Robby, untuk kasus dugaan korupsi dana KUR sendiri, sebelumnya telah menetapkan 1 orang tersangka  berinisial AZ (36). Namun dalam kasus ini, pihaknya terus melakukan pendalaman untuk mengungkap keterlibatan pihak lainnya.

“Dugaan berat ada oknum lain yang terlibat,” ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Robby, pihaknya tidak bisa secara langsung menetapkan sesorang sebagai tersangka. Akan tetapi untuk menetapkan tersangka sendiri, harus ada alat bukti yang kuat minimal 2 alat bukti, barulah bisa menetapkan tersangka lainnya.

“Oleh karena itulah kita terus melakukan pendalaman,” ucapnya.

Jika nantinya alat bukti yang dibutuhkan telah didapat dan cukup kuat, maka pihaknya akan segera menetapkan siapa tersangka lainnya dalam kasus dugaan korupsi pencairan dana KUR tahun anggaran 2021-2022 di salah satu Bank milik BUMN tersebut.

“Nanti jika alat bukti telah siap, maka kita akan lakukan ekspose menetapkan tersangka dan akan kita sampaikan ke masyarakat,” pungkasnya.(614)