Kemenag BWI dan OJK Luncurkan Buku Wakaf Tunai dan Deposito, Ini Panduan Produknya
Kemenag OJK dan BWI luncurkan buku pedoman produk investasi CWLD-Istimewa/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Agama (Kemenag), Badan Wakaf Indonesia (BWI)dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar pertemuan tahunan perbankan syariah 2024, di The Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.
Pertemuan itu meluncurkan produk baru yang dinamai Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) yaitu, buku panduan produk inovatif yang bertujuan untuk mensinergikan wakaf tunai dan deposito.
CWLD sebagai produk yang mengintegrasikan fungsi komersial dan sosial perbankan syariah dan menciptakan nilai bersama antara sektor perbankan dan wakaf.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae,menjelaskan, CWLD dapat menciptakan manfaat bersama bagi perbankan syariah dan wakaf, ia meyakini memungkinkan kedua belah pihak untuk maju dan berkembang bersama.
BACA JUGA:Rp 18 Miliar Dana BOS Rampung Disalurkan
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, menyampaikan bahwa buku pedoman CWLD adalah wujud kolaborasi antara Kemenag, BWI, dan Bank Syariah yang telah menjadi Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU).
"Panduan ini tidak hanya penting sebagai langkah inovatif, tetapi juga sebagai upaya kita bersama untuk memastikan pengelolaan wakaf uang yang sesuai dengan syariat dan regulasi perbankan syariah," ujar Prof. Waryono dikutip dari laman Kemenag.
Pihaknya mengapresiais kolaborasi antara OJK, Kemenag, dan lembaga perbankan syariah.Sinergi ini sangat penting mengingat saat ini terdapat 50 bank syariah yang berperan sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) sekaligus LKS-PWU.
"Kolaborasi antar lembaga ini tidak hanya menjaga tata kelola, tetapi juga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan wakaf uang," kata Waryono.
BACA JUGA:Asah Bakat dan Minat Sejak Dini, Kecamatan Pino Gelar Balap Sepeda
BACA JUGA:IKKB Kota Bengkulu Siap Berjuang Menangkan DISUKA
Berdasarkan data Kemenag, potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun, namun realisasi pada 2023 hanya sebesar Rp2,2 triliun atau sekitar 1,22% dari potensi tersebut.
Prof. Waryono menyoroti kesenjangan ini sebagai tantangan utama yang perlu diatasi melalui inovasi produk seperti CWLD yang diharapkan dapat membantu mempercepat penghimpunan dana wakaf uang secara nasional.
Selain itu, Prof. Waryono menjelaskan bahwa jumlah Bank Syariah yang berperan sebagai LKS-PWU telah meningkat dari 18 pada 2019 menjadi 50 pada Juli 2024, yang terdiri dari 10 Bank Umum Syariah, 15 Unit Usaha Syariah, dan 25 Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Namun, peningkatan ini belum sepenuhnya diikuti oleh kenaikan realisasi wakaf uang. “Peningkatan jumlah ini menunjukkan potensi besar, tetapi tantangan utamanya adalah bagaimana kita bisa memastikan Bank Syariah dapat berperan lebih optimal dalam mengelola dan memanfaatkan dana wakaf ini,” tegas Waryono.
BACA JUGA:Hingga Oktober, 108 Kebakaran, Rumah,Ruko, Kantor Hingga Lahan Kosong
BACA JUGA:Selamat, Ini Dia Pemenang Gala Siswa Indonesia 2024 ,Berdikut Daftarnya
Keunggulan CWLD, lanjut Dian Ediana Rae, terletak pada kemampuannya memberikan manfaat timbal balik. Dari sisi perbankan syariah, CWLD berpotensi meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan likuiditas lebih panjang, karena dana wakaf tidak dapat diambil selama jangka waktu wakaf.
Dari sisi perwakafan, CWLD memberi nilai tambah pada aset wakaf dan manfaat berkelanjutan bagi penerima manfaat serta Nazhir Wakaf Uang.
Prof. Waryono optimis CWLD akan menguatkan sinergi antara perbankan syariah dan perwakafan. "CWLD memberi kesempatan bagi Bank Syariah dan sektor wakaf untuk tumbuh bersama, menciptakan manfaat bagi masyarakat luas. Dengan pedoman ini, kami berharap implementasi CWLD berjalan efektif demi kemajuan perbankan syariah dan perwakafan di Indonesia," tutupnya