Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Diperkecil, Begini Pengakuan Pengrajin
RIO//BE Para pengrajin tahu/tempe di Kota Bengkulu memilih memperkecil ukuran produksinya untuk mensiasati masih mahalnya harga kacang kedelai.--
BENGKULU, BE - Pengusaha ataupun pengrajin tahu/tempe di Kota Bengkulu mengeluhkan harga Kacang Kedelai semakin mahal. Saat ini harga Kacang Kedelai dijual seharga Rp 650 ribu perkarungnya. Padahal, harga sebelumnya hanya berkisar antara Rp 580 ribu-Rp 600 ribu perkarungnya. Meskipun harga kedelai terus naik, namun pengusaha pembuatan tahun/tempe tidak mau ikut-ikutan menaikkan harga jualnya karena ditakuti kehilangan pembeli.
Untuk menyiasati harga Kedelai yang mahal tersebut, pengusaha pembuatan tahu dan tempe lebih memilih memperkecil ukuran produksinya, dibandingkan menaikan harganya. Karena, pembeli tidak mau membeli dengan harga mahal dan pedagang tahu/tempe bisa kehilangan para pelanggan.
"Untuk menyiasati harga dari kedelai yang terus semakin mahal ini, kami terpaksa memperkecil ukurannya saat produksi di banding ukuran biasanya. Jika tidak maka kami tentu akan merugi," papar salah satu pengusaha tahu dan tempe di Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu, Yusuf, Selasa (28/11).
Ia menjelaskan, kenaikan harga kedelai ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir lalu. Namun, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti apa penyebab dari naiknya harga kedelai ini. Ia memprediksi kenaikan ini dikarenakan akibat stok kedelai yang terus mengalami pengurangan.
"Stok dari kacang kedelai impor yang terus mengalami pengurangan, sehingga hal itu membuat harganya naik seperti sekarang ini," ucapnya.
Yusuf berharap, harga kedelai ini kembali normal agar pengusaha skala kecil, seperti dirinya bisa bertahan. Mengingat dia dan keluarganya sangat mengandalkan usaha pembuatan tahu dan tempe ini sebagai ekonomi utama keluarga mereka.
"Semoga saja harga bisa kembali normal, atau jka harus mengalami kenaikan jangan terlalu signifikan atau tinggi, karena kami ini pengusaha kecil yang belum begitu kuat terkait permodalan. Sementara ini adalah sumber ekonomi andalan keluarga dan banyak orang yang menggantungkan hidupnya dengan berkerja di tempat kita," tutupnya. (529)