250 Hektare Sawah Segera Ditanami Padi, Ini Pesan Kades Sri Kuncoro Benteng
Kades Sri Kuncoro, Romadhan--
harianbengkuluekspress.id - Memasuki musim penghujan membawa berkah bagi petani sawah di Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng).
Sebab membuat lahan sawah tadah hujan milik petani kembali digarap.
Kepala Desa (Kades) Sri Kuncoro, Romadhan mengungkapkan, para petani sawah sudah memulai aktivitas sejak beberapa minggu terakhir. Dimulai dari melakukan penyemaian benih hinngga melakukan pembajakan lahan menggunakan handtraktor.
"Alhamdulillah saat ini sudah masuk musim hujan, para petani sudah mulai turun ke lahan. Mudah-mudahan kurun waktu 2-3 minggu kedepan sudah melakukan tanam serentak," ungkap Romadhan.
BACA JUGA:35 Personel Satgas BPBD Benteng Dilatih, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Hari Juang TNI AD ke- 79, Kodim BU Gelar Berbagai Kegiatan, Ini Waktu Pelaksanannya
Romadhan menambahkan, saat ini sudah ada sekitar 250 hektare (Ha) lahan sawah di Desa Sri Kuncoro yang mulai digarap. Para petani berharap, musim hujan di akhir tahun bisa membawa berkah agar petani bisa menikmati hasil panen yang melimpah dan sesuai harapan.
"Musim tanam kali ini, petani berharap bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Disamping itu, juga terhindar dari serangan hama dan penyakit. Seperti serangan tikus dan walang sengit yang bisa merugikan petani," jelasnya.
Lebih lanjut Romadhan menyampaikan, tahun 2024 ini merupakan masa-masa sulit bagi petani. Musim panas yang berkepanjangan menyebabkan para petani tak bisa bercocok tanam lantaran area sawah mengalami kekeringan.
"Sawah di Desa Sri Kuncoro ini bergantung pada air hujan. Tahun ini, sudah 2 kali musim tanam terlewatkan karena kemarau," bebernya.
Dalam kondisi seperti ini, sambung Kades, tak sedikit petani yang putus asa dan terpaksa melakukan alih fungsi lahan persawahan. Lahan persawahan yang selama ini menjadi andalan petani untuk ditanami padi, sekarang ini sudah berubah status menjadi lahan perkebunan. Hampir sebagian besar lahan sawah telah dimanfaatkan petani untuk ditanami bibit kelapa sawit.
"Bahkan dalam kurun waktu beberapa tahun tahun terakhir, ada sekitar 25 hektare lahan sawah yang ditanami kelapa sawit," terangnya.
Menurutnya, alih fungsi lahan tak sepenuhnya karena keinginan petani. Para petani dengan terpaksa menanam kelapa sawit karena kondisi lahan sawah di Desa Sri Kuncoro dan sekitarnya memang dalam kondisi sulit untuk digarap.
Salah satu kendala yang dihadapi para petani ialah belum tersedianya jaringan air irigasi yang mengaliri lahan persawahan. Padahal, lanjutnya, area persawahan di Desa Sri Kuncoro dan sekitarnya bisa dikomodir dengan menggunakan sumber air yang berasal dari aliran sungai PLTA Musi.