Angkut Hasil Perkebunan, Petani di Benteng Gunakan Rakit, Ini Penyebabnya
RAKIT : Petani di Desa Penanding Kecamatan Karang Tinggi terpaksa Benteng menggunakan rakit saat hendak menuju lahan perkebunan mereka lantaran jembatan penghubung telah ambruk diterjang arus sungai tahun 2022 silam.-Bakti/BE -
harianbengkuluekspress.id - Pembangunan jembatan di Desa Penanding Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) sampai saat ini belum juga terealisasi.
Akibatnya para petani mengalami kesulitan untuk menuju lahan perkebunan dan pertanian mereka lantaran terdapat aliran sungai yang mengalir deras.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, warga terpaksa menggunakan rakit sederhana sebagai akses untuk menyeberangi sungai. Baik itu ketika hendak menuju lahan perkebunan maupun saat hendak mengangkut hasil perkebunan seperti karet dan sawit.
"Saat ini, warga terpaksa menggunakan rakit demi untuk menyeberangi sungai," ungkap Kepala Desa (Kades) Penanding, Tusim.
BACA JUGA:217 Rekomendasi CPMI Diterbitkan Disnakertrans BU, Ini Negara Tujuannya
BACA JUGA:Presiden Dijadwalkan Kunjungi RSUD Benteng, Ini Agendanya
Pada awalnya, sambung Tusim, terdapat sebuah jembatan besi lantai papan yang menjadi penghubung antara pemukiman dengan lahan perkebunan warga.
Namun jembatan sepanjang 60 meter tersebut mengalami kerusakan total dan hanyut akibat diterjang arus sungai pada tahun 2022 lalu.
"Bagi petani yang tak memiliki rakit sendiri, maka akan dikenakan jasa sewa rakit yaitu sebesar Rp 10 ribu per orang," jelasnya.
Lebih lanjut Tusim menyampaikan, pembangunan jembatan sudah diusulkan sejak lama dan selalu disampaikan disetiap kesempatan. Terutama saat kegiatan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten. Beberapa waktu lalu, didapat informasi bahwa Pemda Benteng telah mengalokasikan anggaran untuk pembuatan jembatan ponton. Namun pembangunannya batal dikarenakan khawatir akan mengalami kerusakan ketika terjadi banjir bandang. Selain itu, juga ada informasi bahwa jembatan akan dibangun dengan menggunakan dana Inpres tahun 2024. Namun pembangunan jembatan kembali urung dilaksanakan.
"Selain menuju lahan perkebunan, pembuatan jembatan merupakan akses jalan alternatif untuk menuju Desa Pagar Gunung Kecamatan Semidang Lagan. Besar harapan kami agar pembangunan jembatan dapat direalisasikan," harap Tusim.(bakti)