Untuk Kelancaran Nataru, BMKG Tabur Garam Ultra Halus Di Daerah Ini, Begini Tujuannya
ilustrasi modifikasi cuaca dengan menabur garam -Istimewa/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menabur garam NaCl superfine untuk memodifikasi cuaca di akhir tahun 2024.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan penaburan garam ultra-halus itu untuk modifikasi cuaca.
Ini dilakukan sebagai inisiatif untuk mengurangi bencana hidrometeorologi akibat tingginya intensitas curah hujan.
Teknik cloud seeding atau penyemaian awan dilakukan untuk menghalau hujan, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem atau bencana alam seperti banjir.
Selain itu juga untuk membantu kelancaran perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 di beberapa provinsi yang memiliki potensi bencana tinggi, terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
BACA JUGA:Dinilai Membebani, Kemendikti Evaluasi Tunjangan Kinerja Dosen, Ini Penjelasan Mendikti
BACA JUGA:Sering Mabuk dalam Perjalanan, Ini Tips Alami Agar Nyaman hingga Sampai ke Tujuan
Melalui proses menyemai garam ini menyebabkan partikel garam atau bahan kimia lainnya menjadi inti bagi tetesan air dalam awan, yang kemudian tumbuh menjadi cukup besar sehingga akhirnya jatuh sebagai hujan.
Dengan cara ini, BMKG berharap bisa memanipulasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang bisa menyebabkan banjir atau mempercepat hujan di daerah yang sedang dilanda kekeringan.
“Operasi modifikasi cuaca ini merupakan upaya mitigasi untuk mengendalikan curah hujan, meminimalisir dampak bencana dan melindungi keselamatan masyarakat,” kata Dwikorlita.
Masih menurut Dwi, penyemaian garam guna mencegah lokasi dan intensitas curah hujan terakumulasi di daerah rawan bencana dengan menebarkan garam di awan.
"Operasi modifikasi cuaca ini dilakukan secara bertahap di beberapa daerah yang memiliki kerawanan bencana tinggi," katanya.
Di Jakarta, misalnya, operasi penyemaian garam dilakukan pada tanggal 7-9 dan 13-16 Desember 2024 dengan total 17 sorti (misi) dari Bandara Budiarto Klug, Tangerang, Banten.
BACA JUGA: Dorong Sekolah Ramah Anak dan Bebas Pungli, Dinas Pendidikan Mukomuko Lakukan ini