Dewan Provinsi Bengkulu Sidak Dua Rumah Sakit, Ini Tujuannya
Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu saat menggelar rapat dan diskusi dengan salah satu rumah sakit di Kota Bengkulu.-INDRI/BE -
harianbengkuluekspress.id - Inspeksi mendadak (Sidak) dilakukan oleh Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu ke RSUD M Yunus dan RS Tiara Sella, Jumat 27 Desember 2024. Sidak yang dilakukan dewan ini lantaran menyusul adanya insiden penolakan pasien kecelakaan yang terjadi pada tanggal 25 Desember 2024. Kemudian juga untuk memastikan sistem komunikasi rujukan antar rumah sakit berjalan baik. Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Sembiring mengungkapkan, bahwa insiden ini diakibatkan oleh mall administrasi dalam sistem rujukan.
“Pasien yang mengalami kecelakaan awalnya dirawat di RS Tiara Sella. Sayangnya prosedur rujukan tidak dilakukan dengan benar, baik melalui sistem Si Serut maupun aplikasi WhatsApp. Pasien hanya diarahkan ke RS M Yunus tanpa koordinasi lebih lanjut,” ujar Usin.
BACA JUGA:Investasi Bitcoin, Uang Rp 67 Juta Raib, Begini Modusnya
BACA JUGA:Bapenda Kota Bengkulu Data Denda PBB Wajib Pajak, Ini Tujuannya
Lebih lanjut Usin menerangkan, bahwa kedua rumah sakit tersebut memiliki keterbatasan tenaga dokter spesialis ortopedi pada hari kejadian tersebut. Sebab dokter yang seharusnya menangani adalah dr Irsan, namun yang bersangkutan sedang cuti Natal. Sehingga pasien tidak mendapatkan perawatan ortopedi yang dibutuhkan oleh dokter tersebut.
"Kami akan menelusuri lebih lanjut mengapa mis komunikasi ini terjadi," ucap Usin.
Direktur RSUD M Yunus Bengkulu, Dr Ari Wibowo memberikan klarifikasi bahwa pasien yang datang pada saat itu tidak memiliki surat rujukan resmi. Menurutnya, meskipun dokter spesialis ortopedi sedang tidak bertugas, rumah sakit tetap menyiapkan dokter bedah umum untuk menangani keadaan darurat.
"Kami selalu mengutamakan keselamatan pasien, namun kami tidak mengetahui bahwa pasien tersebut diarahkan oleh RS Tiara Sella tanpa memastikan ketersediaan dokter ortopedi," ujar Ari.
Di sisi lain, Direktur RS Tiara Sella, Dr Sella membenarkan bahwa pihaknya telah memberikan pertolongan pertama kepada pasien. Namun mereka mengarahkan pasien ke RS M Yunus dengan asumsi dokter ortopedi tersedia di sana.
"Kami tidak mengetahui bahwa dokter yang dimaksud sedang tidak bertugas. Kami telah memberi tahu keluarga pasien, bahwa kami tidak memiliki dokter ortopedi yang tersedia," ucap Sella.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Moh Redwan Arif menyatakan dukungannya terhadap usulan tersebut. Ia berkomitmen untuk segera mengevaluasi sistem rujukan yang ada.
“Saya mendukung pembuatan aplikasi pendukung untuk memperbaiki komunikasi antar rumah sakit dan yang terpenting adalah memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujar Redwan.(indri)