Liburan Tahun Baru 2025, Pengunjung Obyek Wisata di Lebong Diimbau Waspada
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Lebong, Tantomi SP-Erick/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id - Meskipun curah hujan di Kabupaten Lebong saat ini bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan beberapa minggu terakhir,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, meminta kepada masyarakat yang memanfaatkan libur natal 2024 dan tahun baru 2025 serta libur sekolah agar bisa selalu mewaspadai kondisi air ketika berlibur di kawasan objek wisata yang berkaitan dengan aliran air.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Lebong, Tantomi SP mengatakan bahwa saat ini cuaca tidak menentu, pagi panas dan siang atau soreh tiba-tobe turun hujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
"Ketika hujan turun, intensitas cukup tinggi," sampainya.
BACA JUGA:Harga Getah Karet di Seluma Rp 12.000 per Kg, Tahun Depan Prediksi Terus Naik
BACA JUGA:Pendataan Kebun Sawit di BS, Segini yang Dicapai 2024, Berikut Target 2025
Lanjut Tantomi, saat ini libur natal,, tahun baru dan libur sekolah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk pergi berlibur dan tidak sedikit yang berlibur di kawasan wisata air yang airnya mengalir (sungai).
"Setiap liburan, banyak masyarakat yang mengisinya degan bergi berwisata," ucapnya.
Melihat kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, Tantomi menghimbau kepada masyarakat untuk sebisa mungkin menghindari terlebih dahulu untuk berwisata yang berhubungan dengan air, terutama aliran air dari alam seperti wisata sungai air terjun atau yang lainnya.
"Kami himbau jangan berlibur yang berhubungan dengan air terlebih dahulu," jelasnya.
Masih kata Tantomi, jikapun masih berlibur di objek wisata yang menawarkan mandi dialiran air yang langsung dari alam, agar bisa selalu waspada. Jika melihat dibagian hulu telah mendung ataupun di kawasan objek wisata turun hujan, agar tidak lagi mandi.
"Karena kita kahwatir terjadinya air bandang," himbaunya.
Ditambahkan Tantomi, air bandang sendiri tidak bisa diperediksi. Dikahwatirkan jika diterjang air bandang, para wisatawan tidak bisa lagi menyelamatkan diri dan akibatnya terserat dan itu akan mengancam nyawa para wisatawan itu sendiri.
"Kita tidak ingin adanya korban jiwa ketika masyarakat sedang berlibur," ucapnya.