Mahasiswa Papua Tuntut Kemerdekaan, Mereka Lakukan Ini

RIO/BE Belasan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Bengkulu menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Provinsi Bengkulu, Jumat (1/12).--

BENGKULU, BE - Puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Bengkulu menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Provinsi Bengkulu.   Aksi unjuk rasa tersebut digelar bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Papua Barat yang diakui secara internasional.  Massa membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan tuntutan kemerdekaan Papua.

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung sekitar 1 jam. Massa secara bergantian orasi tentang tuntutan kemerdekaan Papua. Mereka juga berulang kali meneriakkan yel-yel "Merdeka Papua".  

Koordinator aksi IMAPA Bengkulu Arie Mujangge mengatakan, aksi tersebut digelar untuk menuntut Presiden Joko Widodo memberikan kebebasan kepada bangsa Papua.

"Ini bentuk solidaritas mahasiswa Papua di Bengkulu, menuntut Presiden memberikan kebebasan kepada Bangsa Papua mardeka," terang Arie, saat berada di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Jumat (1/12).

Arie mengklaim bahwa bangsa Papua sudah memiliki wilayah yang jelas. Termasuk memiliki lambang negara, lagu kebangsaan, bendera negara, dan lainnya.

"Bangsa Papua sudah berhak merdeka karena sudah memiliki bendera, lambang negara, lagu kebangsaan, dan lainnya. Jadi kami kesini menuntut kemerdekaan bangsa Papua," ujarnya.

Arie  mengakui sempat ingin mengibarkan bendera Bintang Kejora, tetapi dihalangi oleh pihak kepolisian. Bendera tersebut kemudian diamankan oleh kepolisian.

"Iya tadi ada bendara mau kita kibarkan, tapi sudah diambil," ungkap Arie.

Arie, mengatakan aksi unjuk rasa mahasiswa Papua di Bengkulu ini merupakan salah satu dari serangkaian aksi unjuk rasa yang digelar di berbagai daerah di Indonesia untuk menuntut kemerdekaan Papua. Aksi-aksi tersebut digelar bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Papua Barat yang diakui secara internasional.

"Serentak kita lakukan aksi diberbagai daerah," bebernya.

Sementara itu, Sekretaris DPRD Provinsi Bengkulu Drs Erlangga MSi mengatakan, para massa dari mahasiswa Papua itu, tidak memberikan surat pemberitahaan aksi di DPRD Provinsi Bengkulu.

"Aspirasi yang disampaikan itu, tentu ditampung," ungjap Erlangga.

Erlangga mengatakan, massa aksi itu menuntut kemerdekaan Papua. Padahal sudah masuk di Indonesia. Namuan demikian, tetap akan disampaikan kepada pimpinan DPRD Provinsi Bengkulu.

"Namanya aspirasi, ya tentu tetap kita sampaikan dengan pimpinan," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan