Kasus DBD di Lebong 2024 Melonjak, Dua Pasien Meninggal, Segini Jumlah Korbannya

FOGGING: Penyemprotan atau fogging yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong merupakan upaya terakhir untuk membunuh nyamuk penyebab DBD. -ERICK/BE -

harianbengkuluekspress.id – Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2024 di Kabupaten Lebong mengalami lonjakan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2023 yang lalu. Sebab di tahun 2024, kasus DBD mencapai 178 kasus dan 2 pasien meninggal dunia. Sementara di tahun 2023 hanya sebanyak 73 kasus dan 1 orang pasien meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lebong, Rachman SKM MSi melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Evan Marta SKM mengatakan, bahwa untuk kasus DBD di tahun 2024 memang naik cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang lalu.

“Ada sebanyak 178 kasus di tahun 2024 dan 2 pasien meninggal di awal tahun 2024 yang lalu,” sampainya, Minggu 05 Januari 2024.

BACA JUGA:70 Irigasi di Rejang Lebong Butuh Perbaikan, Ini Lokasinya

BACA JUGA:PAD Retribusi Pasar Bengkulu Anjlok, Begini Penjelasan kepala Disperindag Kota Bengkulu

Lanjut Evan, untuk kenaikan kasus DBD  yang signifikan di awal tahun seperti pada bulan Januari sampai April 2024 dengan kasus DBD rata-rata diangka 30 kasus. Kemudian kembali menurun pada bulan Mei sampai September dan kembali meningkat di bulan-akhir tahun 2024.

“Dari Januari-September kasus mencapai 160 kasus dan sisanya di bulan Oktober-Desember,” ucapnya.

Masih kata Evan, adanya kenaikan kasus DBD di awal tahun dan akhir tahun dikarenakan pada bulan-bulan tersebut merupakan musim penghujan yang  merupakan waktunya nyamuk penyebab DBD berkembang biak.

“Ditambah lagi kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah,” jelasnya.

Ditambahkan Evan, Selain kondisi cuaca maupun kesadaran dari masyarakat, pihaknya juga tidak bisa memungkiri terkait anggaran di bidang P2P untuk melaksanakan berbagai kegiatan bisa dikatakan minim. Sehingga untuk mengatasi penyebaran tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal.

“Kita tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi peningkatan kasus DBD,” tuturnya.

Namun demikian ucap Evan, pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran kasus DBD. Baik itu membersihkan lingkungan dari sampah-sampah yang dapat mengundang nyamuk berkembang biak.

“Juga melaksanakan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) tempat yang berpotensi tempat nyamuk berkembang biak,” ajaknya.

Sementara itu lanjut Evan, upaya terakhir yang dilakukan jika ada warga yang positif DBD dengan cara melakukan fogging. Namun fogging banyak memiliki efek samping, sehingga jikapun harus fogging  tidak bisa dilakukan secara berulang  dan dilakukan hanya 1 kali.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan