FPWK dan ASBS Disebut Ilegal, Muncul Tindakan Provokatif di Medsos

RENALD/BE Cuplikan live video Facebook Herman Lufti dan bentuk komentar provokatif yang muncul pasca pernyataan Kesbangpol bahwa FPWK dan ASBS Ilegal.--

Harianbengkuluekspress.id - Setelah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bengkulu Selatan menyatakan bahwa organisasi masyarakat (Ormas) Forum Peduli Wilayah Kedurang (FPWK) dan Aliansi Selamatkan Bengkulu Selatan (ASBS) tidak terdaftar alias ilegal. Sejumlah komentar provokatif bermunculan di media sosial, salah satu komentar tersebut bahkan diarahkan kepada jurnalis Harian Bengkulu Ekspress, Renald Ayubi.

Salah satu tindakan provokatif berasal dari akun Facebook milik Herman Lufti yang menyiarkan live video berisi komentar provokatif dan menghasut. Video tersebut sempat dibagikan ke berbagai pihak, namun kemudian dihapus. Dalam video itu, Hendra Wijaya, warga Dusun Pagar Bunga, Desa Keban Agung 1, Kecamatan Kedurang, turut memberikan komentar bernada provokatif menggunakan bahasa daerah. Ditambah lagi bukan hanya perkataan, tindakan kekerasan juga ditunjukan pada live Herman Lufti yang menampar dirinya sendiri.

"Lantak la pule Renald tu, padahal jeme Pagar Bunge dan Tanjung Alam, la memang dindak saling hormati itu pak ketua," ujar Hendra dalam komentar pada siaran langsung itu.

Saat ditemui pada Minggu 19 Januari 2025, Hendra mengaku terprovokasi oleh tindakan Herman Lufti yang dalam siarannya terlihat menampar dirinya sendiri. Hendra menyatakan tidak memiliki niat buruk terhadap Renald, yang masih keponakannya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas komentar yang dilontarkan secara spontan.

BACA JUGA:Sidang Puskeswan Hadirkan 10 Saksi , Begini Keterangan JPU Kejati Bengkulu

BACA JUGA:BPBD Bangun Pusdalops Bencana, Ini Keterangan Kepala BPBD Kota Bengkulu

"Saya terpancing melihat aksi Herman Lufti saat live. Renald itu keponakan saya, dan saya tidak mungkin mencelakainya. Justru saya akan membela jika ada yang ingin mencelakainya," jelas Hendra.

Di sisi lain, Renald Ayubi menanggapi permintaan maaf tersebut dengan bijak. Ia menegaskan bahwa pemberitaan terkait FPWK dan ASBS merupakan hasil wawancara resmi dengan Kesbangpol.

"Pemberitaan ini saya tulis berdasarkan pernyataan resmi Kesbangpol. Saya menyikapi perdebatan yang muncul sebagai dinamika sosial yang wajar," pungkasnya.

Situasi ini mencerminkan pentingnya penggunaan media sosial secara bijak untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat memicu konflik. (Renald)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan