Puluhan Ternak di Kaur Mati Mendadak, Diduga Ini Pemicunya

Salah satu ternak kerbau milik warga Kecamatan Pagulir diduga terserang penyakit SE.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Puluhan ternak kerbau dan sapi milik warga di beberapa Kecamatan Kabupaten Kaur ditemukan mati secara mendadak. Diduga, kerbau dan sapi yang mati tersebut akibat terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Akibatnya, para peternak kewalahan dan mengalami kerugian yang jumlahnya cukup besar.
“Berdasarkan dari hasil pemeriksaan kita, kerbau dan sapi warga ini mati karena penyakit SE. Di bulan Januari 2025 ini sudah ada sekitar 62 ternak warga ilik mati akibat diserang penyakit SE ini,” kata Kepala Dinas Pertanian Kaur, Kastilon Sirat SSos melalui Kabid Peternakan, drh. Rahmad Fajar, Senin, 27 Januari 2025.
Dikatakan Fajar, puluhan ternak kerbau dan sapi yang mati mendadak akibat penyakit ngorok itu sudah menyerang ternak di tiga Kecamatan yakni Padang Guci Hilir 51 ekor, Kaur Selatan 8 ekor dan Kecamatan Maje 3 ekor. Sedangkan kecamatan lainnya hingga saat ini masih aman dari penyakit ini. Dimana penyakit ngorok menyebar lebih cepat dibanding penyakit mulut dan kuku (PMK) yang biasa menyerang hewan ternak.
BACA JUGA:Penerima PKH Berpotensi Diganti, Dinsos Lakukan Verifikasi Ulang
BACA JUGA:Investor Turki Garap Panas Bumi di Kepahiang, Zurdi Nata : Bakal Rekrut Pekerja Besar-Besaran
Penyakit SE merupakan penyakit yang sering menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal, penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan tiba.
“Wabah penyakit SE ini sejenis bakteri kalau gejalanya itu ngorok. Untuk daging hewan terkena penyakit ngorok ini aman dikonsumsi dan penyakit itu hanya menular sesama hewan, tapi kita sarankan cukup dagingnya saja yang dimakan, tidak untuk isi dalamnya jangan,” terangnya.
Ditambahkannya, dengan maraknya penyakit SE menyerang ternak warga ini. Pihaknya menghimbau agar para peternak lebih memperhatikan ternaknya. Jika ada ternak yang mengalami sakit, hendaknya ditempatkan di kandang yang terpisah agar tidak menularkan ke hewan ternak lainnya. Juga lakukan vaksinasi dan pengobatan terhadap ternak.
"Karena penularan penyakit SE ini juga cepat, terutama dari cairan tubuh ternak. Jadi jika ada ternak yang sakit hendaknya ditempatkan di kandang saja. Untuk vaksin tahun 2024 lalu sudah kita lakukan dan ada sekitar 1.000 sapi dan kerbau kita suntik vaksin,” tandasnya.(618)