Harga Pupuk Masih Mahal, Ketua Apkasindo Ungkap Ini Keluhan Petani Sawit di Bengkulu

IST/BE Petani memupuk tanaman sawit.--

Harianbengkuluekspress.id - Banyak petani kelapa sawit di Bengkulu kesulitan mengakses pupuk. Sebab harga pupuk non subsidi masih terbilang mahal. Belum terjangkau bagi petani kelapa sawit.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar mengungkapkan kepada BE, Minggu, 23 Februari 2024, "Seharusnya harga pupuk bisa lebih rendah lagi, minimal Rp 3 ribu per kilogram." 

Harga pupuk non subsidi belum turun. Saat ini harga pupuk urea sebesar Rp 7.000 per kilogram, pupuk ZA sebesar Rp 5.600 per kilogram, pupuk NPK sebesar Rp 14.000 per kilogram, dan pupuk SP 36 sebesar Rp 15.000 per kilogram. Meski begitu, harga pupuk masih terasa mahal bagi para petani.

Banyak petani kelapa sawit di daerah ini masih menghadapi kerugian, meskipun harga TBS (Tandan Buah Segar) telah mencapai angka Rp 3 ribu per kilogram. Disebabkan biaya perawatan kebun sawit yang tinggi akibat harga pupuk masih mahal.

BACA JUGA: Jadwal dan Prosedur Pengantian Jemaah Haji Khusus Lunas Tunda 2025, Begini Cara dan Ketentuannya

BACA JUGA:Refocusing Anggaran di Benteng Senilai Segini

"Harga pupuk turun tapi itu masih mahal, itu kan otomatis meningkatkan biaya produksi," tuturnya.

Jakfar menjelaskan, dampak dari harga pupuk yang tinggi ini menyebabkan perawatan kebun sawit menjadi tidak optimal. Bahkan, beberapa pohon kelapa sawit di kebun tidak mendapatkan asupan pupuk yang cukup, yang berujung pada penurunan produksi TBS. "Imbasnya tidak hanya pada pendapatan petani, tapi produksi TBS juga menurun," ungkap Jakfar.

Petani kelapa sawit di daerah tersebut yang memiliki kebun seluas 7 hektar hanya dapat memanen sebanyak 4 ton TBS, padahal seharusnya satu hektar dapat menghasilkan minimal 1 ton TBS. Hal ini menunjukkan penurunan produktivitas kebun sawit yang signifikan sejak harga pupuk melonjak. Jika petani tetap memaksakan untuk membeli pupuk, maka mereka akan semakin merugi. 

"Dengan hasil panen hanya sebanyak 4 ton dan harga TBS Rp 3 ribu per kilogram, maka petani hanya bisa mencicipi sebanyak Rp 4 juta. Dimana sebanyak Rp 8 juta dimanfaatkan untuk membeli pupuk dan perawatan kebun seluas 7 hektar," jelas Jakfar.

BACA JUGA:Benteng Terima Bantuan Perahu dari BNPB, Segini Jumlahnya

Jakfar berharap agar pemerintah dapat lebih peduli terhadap para petani kelapa sawit di daerah tersebut, agar mereka tidak semakin terpuruk dalam kerugian. 

"Pemerintah harus hadir di tengah-tengah petani di Bengkulu, lihat bagaimana kondisi petani saat ini," tutupnya. (Rewa Yoke)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan