Waspada Pupuk Sistem MLM, Hanya akan Merugikan Petani

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rizon SHut MSi-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Petani di Bengkulu diminta agar waspada dalam membeli pupuk dengan sistem Multi Level Marketing (MLM). Sebab, dikhawatirkan pembelian pupuk dengan sistem tersebut hanya merugikan petani di kemudian hari.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rizon SHut MSi mengingatkan, petani untuk berhati-hati dalam membeli pupuk dengan sistem MLM.
Menurutnya, saat ini terdapat oknum yang menjual pupuk dengan sistem MLM yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan pupuk non-subsidi.
"Jadi hati-hati, jangan sampai beli pupuk dengan sistem MLM malah membuat petani semakin rugi karen harganya lebih mahal dari pupuk non subsidi," kata Rizon, Minggu, 9 Maret 2025.
BACA JUGA:Pembatik di Mukomuko Diminta Ciptakan Batik Tando Pusako Berkualitas, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Dijual Diatas HET dan Kurangi Takaran, Mentan Minta Tiga Produsen MinyaKita Ditutup
Ia mengaku, harga pupuk non subsidi paling mahal mencapai Rp 1,3 juta per karung ukuran 50 kilogram. Sementara pupuk dengan sistem MLM itu sesuai dengan paket yang dibeli, dimana 1 paket dihargai Rp 2,5 juta. Setiap 1 paket pupuk tersebut berisi 14 box dimana berat 1 box mencapai 1 kilogram. Artinya dalam 1 paket hanya mampu mendapatkan pupuk sebanyak 14 kilogram.
"Mereka berdalih 1 hektar cukup 1 paket, padahal itu belum kita uji, apakah benar-benar menghasilkan atau tidak, karena keberhasilan pupuk itu tergantung kandungan yang diberikan ke tanaman," tuturnya.
Ia mengatakan, petani seharusnya membeli pupuk langsung dari agen resmi atau koperasi yang telah terpercaya.
Menurut Rizon, pupuk yang dijual dengan sistem MLM tersebut sebenarnya sama saja dengan pupuk non-subsidi yang dijual di pasar, tapi dengan harga lebih mahal. Hal ini dikarenakan ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dengan menjual pupuk dengan harga yang tinggi dan menawarkan iming-iming bonus yang menarik.
"Pupuk itu sebenarnya sama saja seperti pupuk di pasar, tapi karena ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dengan menjual pupuk dengan harga yang tinggi dan menawarkan iming-iming bonus yang menarik makanya banyak petani sawit terjebak," tuturnya.
Ia mengingatkan, pupuk non subsidi lebih baik dibeli oleh petani dibandingkan pupuk dengan sistem MLM. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar petani bisa lebih berhati-hati.
"Saya minta kepada para petani untuk berhati-hati dalam membeli pupuk dengan sistem MLM. Sebaiknya petani membeli langsung dari agen resmi atau koperasi yang terpercaya," katanya.
Rizon juga menambahkan bahwa petani sebaiknya memanfaatkan pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan pupuk non subsidi dan pupuk MLM.