Waspada Peredaran Uang Palsu, BI Bengkulu Ajak Masyarakat Gunakan Transaksi Non Tunai

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat -IST/BE-

Harianbengkuluekspress.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat untuk menggunakan transaksi non tunai selama bulan Ramadan 2025.

Imbauan ini bertujuan untuk mencegah peredaran uang palsu yang kerap meningkat menjelang hari raya.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat mengatakan, penggunaan metode pembayaran digital lebih aman dan praktis. Bahkan bisa mencegah masyarakat menjadi korban peredaran uang palsu.

"Transaksi menggunakan metode pembayaran non tunai dapat mencegah masyarakat menjadi korban peredaran uang palsu," ujar Wahyu, Minggu, 16 Maret 2025.

BACA JUGA:Pajak BBM Non Subsidi di Bengkulu Tertinggi di Sumatera, HPMPI Bengkulu Desak Turunkan

BACA JUGA:Manfaatkan Pinjaman Secara Produktif, Ini Imbauan Kepala OJK Bengkulu untuk Petani Sawit

Menurut Wahyu, momen Ramadan dan menjelang Idul fitri sering kali dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk mengedarkan uang palsu. 

Hal ini disebabkan oleh tingginya aktivitas transaksi tunai, terutama di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.

"Peredaran uang di masyarakat biasanya terjadi pada Ramadan dan menjelang lebaran. Oleh karena itu, kami menyarankan masyarakat beralih ke transaksi digital," tambah Wahyu.

Bank Indonesia sendiri telah mendorong penggunaan berbagai metode pembayaran non tunai, seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), mobile banking, serta kartu debit dan kredit. 

Dengan metode ini, masyarakat tidak hanya terhindar dari uang palsu, tetapi juga dapat bertransaksi dengan lebih cepat dan efisien.

"Banyak metode pembayaran non tunai yang tersedia, itu semua tidak hanya terhindar dari uang palsu, tetapi juga dapat bertransaksi dengan lebih cepat dan efisien," ujar Wahyu.

Selain itu, BI Bengkulu juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada saat menerima uang tunai. Jika harus bertransaksi secara tunai, masyarakat diimbau untuk mengecek keaslian uang menggunakan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) guna memastikan uang yang diterima bukan palsu. 

"Kami juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada saat menerima uang tunai dengan selalu mengecek keaslian uang menggunakan metode 3D," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan