Berada Di Jalur Mudik, Menag Ingatkan Agar Masjid Sediakan Fasilitas Ini

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar -istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Masjid yang berada di jalur mudik harus menyiapkan fasilitas yang dapat menyediakan tempat beristirahat yang nyaman bagi musafir sesuai dengan surat edaran yang telah diterbitkan.
"Masjid dan musala ini bukan hanya untuk ibadah, tapi juga sebagai posko istirahat yang menyediakan fasilitas dasar bagi pemudik," kata Menag.
Menag menjelaskan, hal ini penting mengingat perkiraan jumlah pemudik tahun ini mencapai 152 juta orang. Jika semua pemudik hanya mengandalkan rest area biasa, tentu fasilitas yang ada tidak akan cukup.
Oleh karenanya, melalui kebijakannya, dijadikannya masjid sebagai posko mudik. Sehingga para pemudik bisa berhenti untuk beristirahat, shalat, atau bahkan mendapatkan bantuan logistik seperti makanan, air minum, dan tempat tidur seadanya.
BACA JUGA: 6.291 Posko Masjid Ramah di Jalur Mudik 2025, Ini Sebaran Masing-Masing Provinsi
BACA JUGA:Kemenag Bengkulu Siapkan 47 Masjid Posko Mudik di Jalur Mudik
"Dengan memanfaatkan masjid dan musala sebagai tempat istirahat, pemudik bisa berhenti sejenak, menghilangkan rasa kantuk, serta menghindari kelelahan yang bisa menyebabkan kecelakaan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Menag, kebersihan toilet dan ketersediaan air bersih juga perlu diperhatikan oleh pengurus masjid agar pemudik merasa nyaman.
"Petunjuk arah ke masjid-masjid ini pun dipasang di sepanjang jalur mudik, terutama bagi masjid yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya. Ini bertujuan agar pemudik lebih mudah menemukan tempat untuk beristirahat dan beribadah," tuturnya.
Menag juga menyoroti dampak ekonomi mudik yang sangat besar. Banyak pemudik yang membangun atau merenovasi masjid, mushola, pesantren, serta rumah orang tua mereka.
"Dana yang beredar selama mudik bisa lebih dari 200 triliun rupiah, mengalir dari kota ke desa, mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah," terangnya
Menurutnya, mudik bukan hanya perjalanan pulang kampung, tetapi juga bagian dari transformasi sosial. Tradisi ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong di masyarakat.
"Selamat kepada para pemudik. Mari kita tanam amal jariah dengan membangun dan memperbaiki fasilitas di kampung halaman. Kecil bagi kita, tetapi sangat besar manfaatnya bagi masyarakat," tutupnya.
(**)