Pengeluaran Makanan Lebih Tinggi, Masyarakat Prioritaskan Kebutuhan Gizi

Masyarakat membeli makanan untuk menu berbuka puasa.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran konsumsi makanan per orang di Provinsi Bengkulu, mencapai Rp 626.209 per bulan. Sementara pengeluaran untuk konsumsi non-makanan, seperti pakaian, transportasi, dan pendidikan, hanya mencapai Rp 570.275 per bulan.
Kepala BPS Bengkulu, Ir Win Rizal ME mengatakan, masyarakat Bengkulu cenderung lebih banyak mengalokasikan dana untuk memenuhi kebutuhan makanan dibandingkan dengan kebutuhan non makanan.
Tren ini menunjukkan tingkat prioritas yang tinggi terhadap konsumsi makanan dikalangan masyarakat. Kebutuhan akan pangan yang memadai dan bergizi terlihat menjadi fokus utama penduduk Bengkulu dalam mengelola penghasilan mereka.
"Bahkan selama Ramadan 1446 hijriah ini, konsumsi makanan masyarakat meningkat. Hal ini dapat diartikan sebagai indikasi pemenuhan gizi dan kebutuhan dasar masyarakat menjadi prioritas utama di Bengkulu," kata Win, Rabu 26 Maret 2025.
Menganggapi hal itu, Ahli Gizi Bengkulu, Jumiyati MGz mengaku, cukup senang dengan data tersebut. Menurutnya, ketika pengeluaran konsumsi makanan yang lebih tinggi daripada konsumsi non makanan menunjukkan masyarakat lebih sadar pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang melalui konsumsi makanan yang baik.
BACA JUGA:Dua Puskesmas Siaga 24 Jam, Ini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong
BACA JUGA:Pastikan Kelistrikan Andal Saat Lebaran, ULP PLN Manna Siaga 24 Jam
"Peningkatan pengeluaran konsumsi makanan yang lebih tinggi daripada konsumsi non-makanan di Bengkulu dapat menjadi tanda baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih sadar akan pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang melalui konsumsi makanan yang baik," kata Jumiyati.
Namun demikian, ada juga pandangan lain terkait prioritas pengeluaran untuk makanan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan non makanan. Menurut Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy, kondisi tersebut mencerminkan keterbatasan akses masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan yang berkualitas.
"Hal tersebut dapat terjadi karena, faktor ekonomi dan infrastruktur yang kurang berkembang di Bengkulu bisa menjadi faktor yang memengaruhi pengeluaran konsumsi non-makanan yang lebih rendah," tuturnya.
Melihat data tersebut, Ahmad berharap Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat memperhatikan pengembangan sektor non-makanan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan kerja dapat membantu mengurangi ketimpangan dan memberikan lebih banyak pilihan kepada penduduk Bengkulu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Kami tetap berharap Pemerintah Provinsi Bengkulu juga bisa memperhatikan pengembangan sektor non makanan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Karena sektor non makanan juga berperan besar ke pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Meskipun demikian, Ahmad mengaku, data tersebut memberikan gambaran masyarakat Bengkulu, memiliki kesadaran yang baik terhadap pentingnya kualitas dan pemenuhan kebutuhan pangan mereka. Kebutuhan akan pangan yang sehat dan bergizi telah menjadi perhatian utama oleh seluruh masyarakat.
"Kita tetap apresiasi itu, karena bagaimanapun pemenuhan kebutuhan pangan adalah hal yang utama dan harus menjadi skala prioritas masyarakat, selain kebutuhan non makanan," tutupnya. (999)