Desa Sekalak Makin Terisolir, Ini Penyebabnya

Desa Sekalak Kecamatan Seluma Utara Kabupaten Seluma semakin terisolir.-JEFRY/BE -

SELUMA UTARA, BE - Pembangunan di Kabupaten Seluma belum merata. Buktinya jalan menuju Desa Sekalak Kecamatan Seluma Utara sangat memprihatinkan. Akibatnya, biaya hidup di desa tersebut cukup tinggi. Hal ini terlihat saat masyarakat keluar desa harus menanggung ongkos kendaraan roda dua mencapai Rp 100 ribu, sedangkan mobil tumpangan dobel gardan sebesar Rp 40 ribu per orang.

“Kami hanya ada jalan akses milik eks PT Batu Bara, karena PT tersebut sudah habis izinnya, jadi jalan tambah tak terawat. Memang untuk masuk ke desa kami harus ekstra berhati- hati, karena jalannya sangat terjal dan batu besar yang berserakan sepanjang puluhan kilo meter. Itulah yang membuat harga dan ongkos di sini semua naik," kata Kepala Desa Sekalak, Sudar kepada wartawan.

BACA JUGA:Pengumuman PPPK Diundur, Diperkirakan Setelah Tanggal Ini

BACA JUGA: Investor Amerika Tertarik Kelola TPA, Ini Jadwalnya Datang ke Bengkulu

Selain ongkos untuk keluar - masuk desa sangat mahal, biaya untuk mengangkut hasil komoditi pertanian juga tinggi. Misalnya upah angkut biji kopi dari Desa Sekalak sampai ke jalan lintas Rp 1000 per Kg. 

“Material bangunan juga sangat mahal untuk sampai ke sini, sekalipun dana desa (DD) besar juga tidak akan sanggup melakukan pembangunan tersebut,” sampai Kades.

Untuk itu, ia berharap pemerintah membangun jembatan gantung yang menuju langsung ke Talang Empat atau jalan pintas keluar desa. Sejak jembatan tersebut putus 2019 lalu, sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah. 

"Saya mewakili masyarakat sangat berharap dibangun jembatan gantung yang putus itu, kalau jalan yang kami lewati saat ini karena masuk hutan lindung dan HPT, saya rasa proses pembangunan juga tidak akan terwujud,” imbuhnya.

Disampaikan juga, akses jalan menuju desa juga sangat sulit terwujud, karena medan jalan yang perbukitan dan masuk hutan lindung dan HPT. Apalagi jalan saat ini yang bisa diakses ada  jembatan yang juga terancam putus, dan longsor. 

"Jika jalan tersebut terputus pastinya kami tidak bisa akses keluar desa," tukasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang(PUPR) Kabupaten Seluma, M Syaifullah ST kepada BE, menerangkan bahwa akses jalan ke Desa Sekalak tidak bisa dilakukan pembangunan dan peningkatan. Pasalnya, jalan ke desa tersebut bagian dari Hutan Lindun (HL) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT). Sehingga memang sulit untuk dilakukan pembangunan. 

Jika pun harus dilakukan pembangunan, maka harus mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kita juga tidak bisa membangun di kawasan HL dan HPT. Karena memang desa tersebut berada di dalam hutan dan akses ke sana juga sangat ikut jalan perusahaan tambang yang saat ini izinya memang telah habis,” sampainya.

Ditambahkan Kadis, selama ini upaya pembangunan sudah ada dari Pemerintah Kabupaten Seluma. Namun secara langsung tidak akan bisa, melainkan bertahap. Hanya saja, tetap harus mendapatkan izin dan status kawasan sudah beralih atau turun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan