Tonil Montecarlo, Sejarah Bung Karno, Kementerian Ini Lakukan Pelestariannya

Dian/BE Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII dan dari Yayasan Bung Karno berfoto bersama setelah berdiskusi dan Reuni dengan para Keluarga Besar Tonil Montecarlo di Cordella Inn Hotel, Sabtu, 16 Desember 2023.--

BENGKULU,BE - Bung Karno atau Ir. Soekarno selain seorang tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia sekaligus seorang pemimpin besar. Ternyata di balik sosoknya yang tegas, Bung Karno juga memiliki jiwa seni yang tinggi. Hal tersebut terungkap saat Bung Karno menjalani pengasingan di Bengkulu pada 1938 hingga 1942, dia menjadi penulis naskah, sutradara, manajer, dan sekaligus produser kelompok sandiwara atau tonil bernama Montecarlo.

Untuk mengulas dan mengenang sejarah tentang Tonil Montecarlo tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun Tonil Montecarlo bertempat di Hotel Cordella Inn, Sabtu, 16 Desember 2023. Diskusi tersebut menghadirkan para Keluarga besar dari pemain dan crew dari grup Sandiwara Monte Carlo untuk berkumpul dalam sebuah diskusi akrab dan reuni yang penuh kenangan. 

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII, Nurmatias mengatakan tujuan diskusi kelompok ini  untuk mengumpulkan data-data dari cerita para keluarga besar ini.

"Tujuan kita mencari dan mendokumentasikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Tonil tersebut, kita melihat dari sisi sejarah ada dua tempat asalnya yang pertama di Ende Nusa Tenggara Timur dan kemudian di Bengkulu ini," ungkap Nurmatias kepada BE.

BACA JUGA:Buruan Daftar! BAZNAS Siapkan 300 kuota Beasiswa Cendekia, Ini Syaratnya

BACA JUGA:UNIB Deklarasikan Zona Integritas Ini Pernyataan Rektor

Dengan adanya diskusi dengan menghadirkan para keluarga besar tersebut sehingga ada titik cerah yang nenjadi salah satu langkah kedepan untuk melestarikan hal-hal sejarah bung Karno di Bengkulu ini.

Nurmatias juga menjelaskan, setelah semua informasi terhadap Tonil di Bengkulu ini terkumpul, tidak menutup kemungkinan Balai Pelestarian Kebudayaam encari seorang koreografer atau apalah yang bisa mentransformasikan naskah yang ada itu ke dalam sebuah seni pertunjukan. Kemudian seni pertunjukan ini ditampilkan kepada khalayak rame baik itu di Bengkulu, maupun di seluruh Indonesia.

"Dengan adanya transformasi pengetahuan ini orang mengenal di Bengkulu ada cerita tentang perjuangan, yang dilakukan Bung Karno, Harapan Kita nanti dalam proses pembuatan seni pertunjukan ini kita akan pakai seniman-seniman atau budaya lokal dan kemudian kita lakukan sebuah istilah pemilihan tokoh-tokoh di dalam proses pertunjukannya nanti," jelasnya.

Sementara itu Yuke Ardhiati dari Yayasan Bung Karno mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaa Wilayah VII.

''Saya rasa kegiatan ini merupakan entri yang baik untuk mendata kembali benang merah sejarah Bung Karno yang sudah pernah ada di Bengkulu dengan jaringan-jaringan yang lebih luas lagi, karena bisa saja informasi yang tersebar dan tersembunyi atau bahkan terlewat bisa ditemukan kembali," ucapnya.

Yuke juga menjelaskan,Yayasan Bung Karno selain mengedukasi masyarakat bagaimana menurunkan ajaran bung Karno, juga membuka peluang untuk para peneliti.

"Tentunya ini menjadi pintu gerbang yang bagus untuk bisa mengajak para peniliti dan narasumber yang mungkin akan banyak digali lagi, jadi yayasan Bung Karno akan selalu  membuka peluang bagi anak-anak muda dan peniliti yang baru atau yang lama untuk berkontribusi," jelasnya.

Dalam suasana yang penuh keceriaan dan nostalgia, diskusi dan reuni ini melibatkan sejumlah keluarga besar dari pemain, sutradara, penulis naskah, yang pernah terlibat dalam berbagai pertunjukan teater Monte Carlo. Selain sebagai ajang untuk mengenang masa-masa lampau, diskusi dan reuni ini juga menjadi momen untuk membahas kemungkinan kolaborasi dan proyek masa depan. Semangat dan keakraban yang tercipta dalam acara tersebut diharapkan dapat menjadi pijakan untuk terus melestarikan dan mengembangkan warisan seni teater di Bengkulu dan akan terus diperjuangkan serta dilestarikan untuk generasi mendatang. (Ian)

Tag
Share