4 Januari, Hari Braille Sedunia, Makna dan Sejarahnya

Braille dari simbol-simbol abjad dan angka -istimewa/bengkuluekspress-

HARIANBE-Hari Braille  sedunia atau World Braille Day diperingati setiap tanggal 4 Januari. Yang bertujuan untuk mengakui hak peyandang disabilitas mendapatkan hak asasi manusia yang sama seperti orang lain.

Dari berbagai sumber, Hari Braille diawali dari keterbatasan yang dialami peyandang tunanetra  dalam penglihatan,

Juga dirasakan dalam mengakses pelayanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, termasuk dalam berpartisipasi di masyarakat. 

Mereka lebih cenderung terpinggirkan dalam komunitas bahkan banyak diantaranya hidup dalam kemiskinan, mengalami kekerasan, pengabaian dan pelecehan yang lebih tinggi.

BACA JUGA : Kemenkes Buka Beasiswa D3-S3 untuk Nakes, Ini Syaratnya

Seiring dengan kemajuan teknologi dan aktivasi suara membuat hidup para penyandang tunanetra jauh lebih mudah. 

Penemuan Braille memberikan peyandang tunanetra memiliki kemampuan untuk membaca, bahkan menulis. 

Braille   yang terdiri dari simbol-simbol abjad dan angka yang menggunakan enam titik  timbul membentuk huruf dan angka, Juga simbol-simbol musik, Matematika dan ilmiah yang dibaca dengan sentuhan.

Dan alat ini kemudian menjadi alat komunikasi bagi peyandang tunanetra.

Sejarah Braille 

Braille diambil dari nama penemunya yaitu Louis Braille, pria asal Prancis yang kehilangan penglihatan saat masih kecil. Ada pristiwa pilu hingga membuat Braille kehilangan mata,

Saat itu, ia tidak sengaja menusuk matanya dengan penusuk milik sang ayah. 

BACA JUGA : Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka, Ini Syaratnya

Sejak usia 10 tahun, Braille  berada  di Royal Institute for Blind Youth Prancis, ia  merumuskan dan menyempurnakan sistem titik timbul yang akhirnya dikenal sebagai Braille.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan