Pentingnya Pendidikan Kejuruan, Dalam Ciptakan Peluang SDM Mumpuni

Asisten Bidang Pemerintahan Khairil Anwar--

BENGKULU, BE - Pendidikan vokasi atau kejuruan sekarang ini mendapat perhatian khusus dan merupakan pilihan yang tepat di era globalisasi saat ini. Hal tersebut di sampaikan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bengkulu, Khairil Anwar saat membukaan HUT ke-54 SMK Negeri 1 kota beberapa waktu yang lalu.

Khairil pun menerangkan, pendidikan vokasi berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta berkemampuan untuk siap kerja.

Dengan demikian, lulusan dari pendidikan vokasi ini mampu bersaing secara global karena akan fokus pada pengembangan keterampilan dan juga teknologi aplikatif, sesuai slogannya, "SMK Bisa".

"Sekolah vokasi sama pentingnya dengan infrastruktur. Dunia kini sudah berubah, jika kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak dipersiapkan dengan baik, maka suatu daerah pun akan tertinggal dalam perubahan dunia tersebut," ungkapnya, Selasa (16 Januari).

Dirinya menambahkan, perubahan sangat cepat, seperti dari internet sudah beralih ke mobile internet, lalu dari mobile internet bergeser ke artificial intelligence, robotics, tesla hyperloop. Itulah sebabnya, sekolah semacam politeknik dan vokasi sangatlah diperlukan, jika kualitas SDM di Provinsi Bengkulu ini tidak ingin tertinggal dari provinsi lainnya.

"Sekolah vokasi ini merupakan pendidikan keahlian setara dengan politeknik. Pada dasarnya pendidikan yang berorientasi pada penerapan ilmu. Lulusannya harus berkompeten dan terampil dalam bekerja. Begitu juga dengan para pengajarnya, harus memiliki sertifikasi profesi. Model pembelajaran sekolah vokasi ini berbeda dengan sistem dari pendidikan akademik seperti untuk jenjang sarjana, magister ataupun doktor," paparnya.

Ia juga menjelaskan, jika pada pendidikan akademik menekankan ilmu pengetahuan, namun sekolah vokasi menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian yang lebih driven atau terarah.

"Pada intinya, sekolah vokasi diarahkan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja sesuai kebutuhan dunia kerja sekarang ini. Oleh sebab itulah sekitar 70 persen dari isi program pembelajaran merupakan praktik di industri dan ini yang harus diterapkan di Provinsi Bengkulu," tandasnya.

Untuk diketahui sja, berdasarkan dari data yang ada di Kemenristekdikti, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri dari 1.365 lembaga pendidikan. Yang mana, 1.103 merupakan pendidikan akademi kejuruan dan 262 politeknik.

Pendidikan vokasi di Indonesia hanya 16 persen dari seluruh institusi pendidikan yang ada di tanah air. Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan negara yakni China. Dimana, 56 persen perguruan tingginya merupakan pendidikan vokasi. (529)

 

Tag
Share