Terlalu Tinggi, Bank Diminta Turunkan Bunga KPR

Bank diminta turunkan suku bunga rumah subsidi. -Istimewa/Bengkulu Ekspress -

Harianbengkuluekspress.id - Perbankan di Bengkulu mendapat tuntutan keras untuk menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) demi memberikan kesempatan lebih besar bagi generasi milenial untuk memiliki rumah. Sebab suku bunga KPR yang saat ini berkisar antara 8-9% dinilai terlalu tinggi, yang berpotensi menghambat impian generasi milenial dalam memiliki hunian.

Pengamat Perumahan di Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM mengatakan, penurunan suku bunga KPR merupakan langkah strategis agar generasi milenial bisa punya rumah. Karena suku bunga KPR yang tinggi dapat menghambat generasi milenial dalam memiliki rumah.

"Milenial itu tidak akan mampu punya rumah, masalahnya ada di bunga, kita berharap itu diturunkan," kata Ahmad, Minggu 3 Maret 2024.

BACA JUGA: Bank Muamalat Targetkan KPR Tumbuh Rp5,3 Triliun

BACA JUGA:PAN Perkasa di Lebong, Posisi Waka I dan II Direbut Partai Ini

Selain itu, Ahmad juga mengungkapkan bahwa angka backlog perumahan di Bengkulu masih tinggi, mencapai 80 ribu. Ini menandakan ada kebutuhan yang besar untuk perumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Untuk itu, ia berharap agar perbankan dapat memberikan suku bunga yang lebih rendah guna memudahkan generasi milenial dalam memenuhi kebutuhan papan mereka.

"Bunga bank Himbara itu kan masih tinggi bunganya, makanya itu harus diturunkan agar milenial bisa punya rumah dan angka backlog di Bengkulu ikut menurun," ujarnya.

Sementara itu, Developer Perumahan di Kota Bengkulu, Ardiansyah mengatakan, penurunan suku bunga KPR adalah langkah penting untuk meningkatkan akses perumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Menurut dia, akses perumahan yang terjangkau merupakan hak dasar yang harus dijamin oleh pemerintah dan sektor perbankan.

"Kalau suku bunga rendah maka masyarakat lebih mudah untuk mengakses perumahan yang terjangkau," tuturnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri mendukung langkah-langkah ini dan berharap perbankan bisa mempertimbangkan kebijakan yang mendukung penurunan suku bunga KPR untuk memfasilitasi generasi milenial yang belum memiliki rumah.

"Selagi ini baik, tentu kami mendukung," tutupnya.

Saat ini, perdebatan mengenai penurunan suku bunga KPR masih berlangsung, tetapi tuntutan untuk memberikan kesempatan lebih besar kepada generasi milenial dalam memiliki rumah telah menjadi sorotan utama di Bengkulu. Diharapkan dengan langkah-langkah yang tepat, impian generasi milenial untuk memiliki rumah bisa segera terwujud.(**)

 

Tag
Share