Suara Tembakan Pecah di Kebun Sawit, 5 Warga Alami Luka Tembak, PT ABS Klaim Tak Tahu Karyawan Bawa Senpi
Foto Senpi yang diduga digunakan menembak 5 petani Pino Raya, dan pihak Manajemen PT. ABS saat membeberkan kronologis lengkap insiden kekerasan yang terjadi antara karyawan perusahaan dan kelompok masyarakat, Rabu 26 November 2025.-Renald/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id – Ketegangan yang terjadi di areal perkebunan PT. Agro Bengkulu Selatan (ABS) Senin 24 November 2025 kembali mengemuka setelah manajemen perusahaan memberikan keterangan resmi.
Dalam suasana konferensi pers yang berlangsung tegang di kantor PT. ABS, Kelurahan Pasar Baru, Rabu 26 November 2025.
Manajer PT. ABS, Suribakti Damanik, menyebut pihaknya sama sekali tidak mengetahui bahwa Asisten Keamanan dan Humas perusahaan, Ricky (39), membawa senjata api sebelum insiden penembakan lima warga Pino Raya terjadi.
Insiden itu bermula dari aktivitas rutin perusahaan atau setidaknya demikian yang digambarkan manajemen.
BACA JUGA:Sukseskan Sensus Ekonomi 2026, BPS Kota Bengkulu Gelar Sosialisasi
BACA JUGA:PT ABS Beberkan Kronologis Bentrokan, Tegaskan Operasional Legal
Menurut Suribakti, saat perbaikan jalan kebun sepanjang 7 kilometer dilakukan, ada 11 karyawan termasuk dirinya berada di lokasi. Situasi semula berjalan normal, hingga menjelang pukul 10.45 WIB, tanda-tanda ketegangan mulai tampak.
"Sebelum adanya letusan senjata, kami memang sedang perbaikan jalan. Karena jalan di lahan selama ini rusak dan hanya ada jalan motor ojek. Saat itu sekitar pukul 10.45 WIB di hari kejadian, saya melihat ada warga yang datang berbondong-bondong ke arah kami," ujarnya.
Namun kerumunan warga yang datang bukan sekadar kunjungan biasa. Menurut Suribakti, meski situasi mulai tidak kondusif, pihak perusahaan tetap melanjutkan pekerjaan karena merasa seluruh aktivitas berada di dalam HGU perusahaan.
"Saat itulah ketua aksi dari pihak warga atas nama Edi Bintang langsung meminta kami menghentikan aktifitas perbaikan jalan. Mereka minta agar alat berat segera dikeluarkan dari lokasi, tapi kami tetap bertahan," jelasnya.
Permintaan dihentikannya aktivitas tak hanya disampaikan dengan kata-kata. Upaya fisik mulai terjadi. Suribakti mengaku tubuhnya ditarik, pundaknya ditarik, hingga akhirnya pukulan pelepah sawit menghantam dirinya.
"Saya terjatuh karena dipukul pakai pelepah sawit. Saya tidak mengenali warga yang memukul. Namun saat saya jatuh, tiba-tiba ada suara tembakan," sambungnya.
Letusan itu menjadi titik balik situasi. Kepanikan langsung merebak. Suribakti mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa ada senjata api di lokasi, terlebih senjata itu digunakan oleh orang dalam perusahaannya sendiri.