Dinkes Intensifkan Tekan Stunting, Fokus Beri Makanan Tanbahan untuk Anak dan Ibu Hamil

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Redhwan Arif--

Harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu terus mengintensifkan upaya penurunan angka prevalensi stunting. Melalui serangkaian intervensi dan kolaborasi lintas sektor, Dinkes berharap dapat menekan angka stunting yang saat ini masih tergolong tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Moh Redhwan Arif mengungkapkan, Dinkes telah mengadopsi berbagai pendekatan guna mencapai target penurunan stunting. Salah satu langkah strategis yang dilakukan Dinkes Bengkulu melalui edukasi dan intervensi pemenuhan gizi. 

"Program pemberian makanan tambahan untuk anak-anak dan ibu hamil menjadi fokus utama, di samping promosi kesehatan yang juga terus digalakkan," kata Redhwan, Senin 23 September 2024 kepada BE.

Redhwan menambahkan, Dinkes sangat mengandalkan peran Posyandu sebagai wadah yang efektif dalam memantau tumbuh kembang anak secara teknis. 

"Posyandu salah satu wadah yang efektif untuk melakukan penanganan secara teknis, khususnya mengukur tinggi badan anak dan berat badan anak," jelasnya.

BACA JUGA: Bentuk Penyuluh dan Kader Obat Aman, Ini Tujuan BPOM Bengkulu

BACA JUGA:Pemkot-BMA Belarak Jambar Uang, Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Penanganan stunting di Bengkulu dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, organisasi masyarakat, hingga tenaga medis di lapangan. Hal itu dilakukan karena menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, angka stunting di Provinsi Bengkulu justru mengalami peningkatan. 

"Angka stunting di Bengkulu mengalami peningkatan dari 19,8 persen pada tahun 2022, angka tersebut naik menjadi 20,2 persen di tahun 2023," ungkap Redhwan.

Meskipun demikian, Dinkes Bengkulu tetap optimis. Dengan konsistensi dalam menjalankan program pemenuhan gizi anak dan ibu hamil, serta kolaborasi yang telah terbangun, pihaknya berharap prevalensi stunting dapat ditekan hingga mencapai titik paling rendah. Selain itu, kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang sejak masa kehamilan juga akan terus dilakukan.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan stunting ini. Dengan sinergi yang baik, kami optimis angka stunting di Bengkulu bisa ditekan," pungkas Redhwan.

BACA JUGA:Imbau Gunakan Bahasa Indonesia Sesuai Kaidah, Kantor Bahasa Gelar Diseminasi KBBI VI

Bagi para calon pengantin (catin) di Kota Bengkulu harus perlu memperhatikan standar ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Khususnya bagi catin perempuan, jika LILA-nya di bawah standar yakni 23 cm, maka pernikahannya bisa tertunda. Selain itu, catin yang akan melangsungkan pernikahan wajib dalam keadaan sehat. Salah satu syarat untuk menikah di Kota Bengkulu ini terlebih dahulu melakukan screening atau pemeriksaan kesehatan.

Hasil screening kesehatan harus menunjukan catin sehat. Salah satunya LILA catin perempuan tidak boleh kurang dari 23 cm. Jika belum cukup, maka pernikahannya pun harus di tunda dahulu sembari program penggemukan dan mencukupi gizi.

"Untuk pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, wajib screening kesehatan terlebih dahulu," terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota, Joni Haryadi Thabrani, Senin, 23 September 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan