Harianbengkuluekspress.id – Status kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Mukomuko, telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, kini berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Ini dikarenakan kasus DBD mencapai ratusan yang menyerang warga di daerah ini. Untuk pencegahan DBD terus meningkat, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Mukomuko melakukan dan menggerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Koordinator Presidium Majelis Daerah KAHMI Mukomuko, M Ali Saftaini menyampaikan kepada BE, Sabtu, 25 Mei 2024, ''Melalui kegiatan ini diharapkan penanganan DBD di Kabupaten Mukomuko bisa dilakukan secara maksimal. KAHMI dan Pemerintah Kabupaten Mukomuko melakukan gerakkan serentak pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah atau disingkat Gertak PSN.”
Kegiatan ini, kata Ali, dilaksanakan di tiga desa di Kecamatan Penarik dan dua desa di Kecamatan Air Manjunto. Dengan adanya inisiasi dan kegiatan PSN ini diharapkan penanganan DBD di daerah ini bisa dilakukan lebih maksimal, baik oleh pemerintah dan pihak lainnya termasuk masyarakat secara menyeluruh.
Saat ini ada sebanyak 294 kasus DBD di Kabupaten Mukomuko. Dengan adanya kegiatan PSN ini diharapkan dapat dicontoh oleh masyarakat. Diharapkan masyarakat dapat mencontoh gerakan PSN DBD dilingkungannya masing-masing.
BACA JUGA:Disperindag Kota Bengkulu Bina Seribu IKM, Berikut Tujuannya
''Untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan terhindar dari penyakit yang berbahaya,” ungkap Ketua DPRD Mukomuko itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo menyampaikan, dengan adanya gerakan PSN yang di inisiasi KAHMI Mukomuko, memberikan hal sangat positif. Ini salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab bersama. Tentunya dengan adanya gerakan ini, Pemerintah Kabupaten Mukomuko juga mengajak seluruh masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan sekitarnya.
“Untuk menangani permasalahan kesehatan di masyarakat, pemerintah tidak bisa sendiri. Penting peran aktif dari masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar, agar kasus DBD di Mukomuko dapat diatasi maksimal,” ujarnya. (Budi Hartono)