77 Kasus DBD Terjadi di Kepahiang, Ini Pemicunya

Sabtu 01 Jun 2024 - 22:07 WIB
Reporter : doni
Editor : Asrianto

Harianbengkuluekspress.id -  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang tahun 2024 Januari - Mei sebanyak 77 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kepahiang. Setiap bulan kasus DBD di Kabupaten Kepahiang terus mengalami peningkatan hingga diangka 77 kasus DBD. Peningkatan kasus DBD yang terjadi salah satu faktornya musim penghujan yang masih saja mengguyur Kabupaten Kepahiang belakangan ini. 

Kepala Dinkes Kepahiang, H Dr Tajri Fauzan SKM MSi melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wisnu Irawan, S.Kep, MM dari laporan yang diterima pihaknya baik dari Puskesmas maupun RSUD hingga sekarang tercatat sebanyak 77 kasus DBD terjadi di Kabupaten Kepahiang. Dari 77 kasus DBD yang terjadi sudah dilakukan penanganan baik dari RSUD Kepahiang, Puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya. 

"Kita terima laporan sebanyak 77 kasus DBD yang terjadi. Sejauh ini tindaklanjutnya juga sudah dilakukan oleh Puskesmas se Kabupaten Kepahiang," kata Wisnu.

BACA JUGA:Rejang Lebong Miliki 43 Destana, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:SMKN 1 RL Gelar Seleksi Magang ke Jepang, Segini Pesertanya

Dipaparkan Wisnu, salah satu penyebab kasus DBD yang masih terjadi lantaran cuaca di Kabupaten Kepahiang yang masih tidak menentu. Atau musim hujan yang masih terjadi menyebabkan, perkembangan nyamuk DBD sendiri adanya peningkatan. Kepada masyarakat Kabupaten Kepahiang diimbau supaya tetap waspada dan terus berhati - hati. 

"Jika kita lihat salah satu faktornya berkaitan dengan musim penghujan. Ditambah lagi dengan faktor lingkungan yang terkadang kurangnya kebersihan sehingga menyebabkan perkembangan nyamuk DBD terjadi," papar Wisnu. 

Jika dilihat dari data yang diterima, Januari lalu tercatat sebayak 15 kasus DBD terjadi, Februari 26 kasus DBD, Maret 27 kasus, April 5 kasus dan awal Mei ini sebanyak 4 kasus. 

"Jika dilihat sejak April adanya penurunan kasus yang terjadi, selanjutnya di Mei ini sudah 4 kasus terjadi dan bisa saja adanya penambahan. Dengan itupula kita kembali menghimbau kepada masyarakat Kepahiang supaya bisa waspada dan tetap menjaga kebersihan," sampai Wisnu. 

Dalam rangka pencegahan supaya efektif masyarakat Kepahiang bisa menerapkan Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang (3M), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengubur wadah yang dapat menampung air. Selain itu, juga harus dilakukan pengaturan cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah serta tidur dengan menggunakan kelambu.

"Masyarakat Kepahiang harus PHBS, tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan rumah sendiri. Sehingga jentik nyamuk DBD tidak membesar menjadi nyamuk yang membahayakan," demikian Wisnu.

Untuk diketahui, umumnya seseorang akan mengalami tanda-tanda DBD dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat. (Doni)

 

Kategori :