Penurunan Stunting Fokus Baduta, Ini Keterangan Sekretaris Utama BKKBN

Kamis 20 Jun 2024 - 21:01 WIB
Reporter : Eko Putra Membara
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah telah menargetkan pada Oktober 2024, angka kasus stunting turun sampai 14 persen. Kondisi sekarang, secara nasional angkanya masih 21,5 persen. Fokus utama percepatan penurunan stunting itu menyasar pada anak usia dibawah dua tahun (Baduta).

Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Sestama BKKBN) Pusat Drs Tavip Agus Rayanto MSi mengatakan Tavip dalam forum koordinasi Jurnalis dalam upaya penurunan stunting, di Two-K Hotel Bengkulu, Kamis 20 Juni 2024, ''Angka stunting itu usia setelah 2 tahun. Kontribusi itulah yang paling banyak anak terkena stunting. Itulah baduta itu menjadi perhatian kita." 

Tavip mengatakan, fokus pencegahan anak baduta stunting itu harus mulai diintervensi. Maka, ibu-ibu yang telah terlanjur hamil, agar bisa dipastikan ibu dan anak dalam kandungan tetap terjaga kesehatannya. Asupan gizi, hingga pola hidup sehat menjadi penting dilakukan.

"Intervensinya dimulai dari yang ringan. Jangan langsung yang terkena stuntingnya," tuturnya.

BACA JUGA:Sumbangan Selama PPDB Dilarang, Ini Sebabnya

BACA JUGA:Dispusip Benteng Adakan Lomba Pidato dan Lomba Membaca Puisi Dalam Rangka Ini

Intervensi ringan pencegahan stunting pada anak baduta itu, seperti mengecek kondisi berat badan. Termasuk tinggi badan. Jika kondisinya tidak terjadi perkembangan. Maka solusi dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT). Maka, masalah berat badan dan tinggi bisa disembuhkan.

"Sebelum terlanjur stunting, maka fase-fase yang ringan itu sudah harus mendapatkan intervensi," tambah Tavip.

Maka saat ini BKKBN, menurut Tavip, sedang melakukan intervensi penurunan stunting secara serentak se-nasional. Langkah itu dilakukan selama satu bulan pada bulan Juni 2024. Intervensi serentak itu nantinya akan memberikan gambaran angka obyektif. Baik secara nasional maupun untuk Provinsi Bengkulu.

"Kalau angka stunting sekarang itu masih 21,5 persen, maka lewat intervensi serentak itu bisa tergambarkan secara keseluruhan. Termasuk di Bengkulu, jika sekarang angkanya masih 14 persen, nanti akan tergambar, 14 persen atau 15 persen angkanya," tegas Tavip.

BACA JUGA: 26 Juni, Jemaah Haji Tiba, Ini Keterangan dari Asisten I Setda Provinsi Bengkulu

Untuk itu, menurut  Tavip peran jurnalis sangat penting untuk ikut memberikan edukasi. Agar penurunan angka stunting itu bisa terjadi.

"Kita minta peran teman-teman jurnalis, untuk ikut terus melakukan edukasi terhadap penurunan angka stunting," ujarnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Zamhari SH MH mengatakan, langkah penurunan stunting itu pihaknya telah menggandeng jurnalis. Baik itu jurnalis dari media pers, maupun jurnalis dari BKKBN setiap kabupaten/kota.

"Sinergitas yang terbangun bersama media, nantinya kita harapkan bisa memberikan solusi hingga promosi. Sehingga penurunan stunting bisa terjadi," ungkap Zamhari.

Kategori :