Petani Karet Diimbau Tak Alih Fungsi ke Sawit, Ini Alasannya

Minggu 23 Jun 2024 - 20:37 WIB
Reporter : afrizal
Editor : Novriyanto

harianbengkuluekspress.id - Petani karet di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) diminta tidak gegabah mengganti kebun karetnya dengan komoditas kelapa sawit karena produktivitas lahan yang turun. Sebab dikhawatirkan dapat menyebabkan gejolak ekonomi di daerah. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten BU, Desman Siboro SH.

"Ya, memang harga karet dan produktivitas lahan karet yang terus merosot membuat banyak petani mengalihfungsikan lahan menjadi kebun sawit serta harga minyak sawit yang cendrung stabil menjadi mendorong hal tersebut," ujarnya.

Namun hal itu, ditambahkan Desman, ditakutkan menyebabkan gejolak ekonomi di daerah. Terkait hal tersebut dirinya pun meminta kepada para petani karet untuk tidak gegabah dalam mengganti kebun karetnya dengan komoditas kelapa sawit. Apalagi saat ini Pemkab BU  telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten BU Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

"Ini yang kita khawatirkan apabila banyaknya alih fungsi lahan akan dapat menyebabkan gejolak ekonomi daerah. Maka dari itu kami mengimbau agar petani tidak melakukan hal tersebut karena saat ini kita telah memiliki Perda LP2B," terangnya.

BACA JUGA:Bank Bengkulu Cabang Kepahiang Dukung Penuh Promosi Daerah, Begini Caranya

BACA JUGA:Permudah Pedagang Miliki NIB, DPMPTSP Lakukan Ini

Dirinya pun mengakui, bahwa telah mengingatkan sejumlah petani agar untuk tetap bertahan, karena kebutuhan karet dunia akan tetap tinggi. Tinggal lagi bagaimana cara petani karet menghasilkan karet yang bermutu. Kalaupun terpaksa melakukan alih fungsi lahan, dirinya pun menyarankan agar lebih menanam komoditas lain dengan cara tumpang sari seperti misalnya tanaman holtikultura dan memadukan dengan peternakan.

"Kendati hingga saat ini kita belum tahu jumlah pastinya terhadap adanya alih fungsi lahan dari karet ke sawit. Selaku dinas teknis kita saat ini hanya dapat mengingatkan sejumlah petani agar untuk tetap bertahan, karena kebutuhan karet dunia akan tetap tinggi. Kalaupun terpaksa melakukan alih fungsi lahan, dirinya pun menyarankan agar lebih menanam komoditas lain dengan cara tumpang sari," pungkasnya.(afrizal)

 

Kategori :